Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Luhut: Aplikasi PeduliLindungi Jadi Alat Pembayaran Digital, Perlukah?

Kompas.com - 26/09/2021, 12:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, aplikasi PeduliLindungi berpotensi untuk menjadi alat pembayaran digital di masa depan.

Dilansir Kompas.tv, Kamis, 23 September 2021, pernyataan tersebut disampaikan Luhut dalam acara Pembukaan Karya Kreatif Indonesia (KKI).

Menurut Luhut, PeduliLindungi saat ini telah banyak digunakan oleh masyarakat. Dia berharap digitalisasi ini dapat memberikan semangat bagi pelaku UMKM untuk terus menghasilkan produk yang memiliki daya saing tinggi.

Meski begitu banyak warganet mengiritiknya. Ada yang tidak percaya, karena data di PeduliLindungi sempat bocor.

Ada juga yang berpendapat itu tidak perlu, karena sudah ada produk-produk serupa di Indonesia, jadi PeduliLindungi sebaiknya tetap menjalankan fungsinya.

Baca juga: Daftar Lengkap 107 Pinjol Terdaftar dan Berizin di OJK

Tanggapan Kemenko Marves

Kompas.com menghubungi Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) Jodi Mahardi untuk memperjelas tentang apa yang dimaksud Luhut dalam pernyataannya itu.

Jodi menyampaikan bahwa pernyataan Luhut baru sebatas wacana, sehingga belum ada detail rencananya.

"Baru ide atau wacana aja," kata Jodi pada Kompas.com, Jumat (24/9/2021).

Pakar digital: fokus kesehatan dulu

Dihubungi terpisah, Pakar digital forensik Ruby Alamsyah menanggapi tentang rencana tersebut. Menurutnya PeduliLindungi harusnya fokus pada tujuannya semula

"Menurut saya PeduliLindungi lebih baik fokus dahulu di core service-nya, yaitu membantu pemerintah untuk bidang Kesehatan terkait tracing dan tracking, serta mengoptimalkan tingkat keamanan sistemnya," kata Ruby pada Kompas.com, Sabtu (25/9/2021).

Selain itu dia menyoroti aplikasi tersebut masih ada celah keamanannya.

"Kita lihat masih banyak kekurangan di PeduliLindungi, termasuk keamanan sistemnya (NIK dan sertifikat vaksin presiden bocor)," ujar Ruby.

Lanjut Ruby, jika PeduliLindungi diperluas karena user-nya (pengguna) banyak, itu mengesankan bahwa alat pembayaran digital milik BUMN, LinkAja, tidak berhasil mendapatkan banyak user.

"Karena kalau saat ini PL mau merambah alat pembayaran digital, terkesan PL ada ambisi komersil yang mana mestinya PL sebagai alat bantu pemerintah dalam bidang kesehatan saja," imbuh Ruby.

Lalu, jika PeduliLindungi akan menambah fitur sebagai alat pembayaran dan hanya bekerjasama dengan produk LinkAja milik BUMN, maka menurut Ruby pemerintah tidak fair (adil).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

Tren
Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Tren
Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Tren
Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Tren
Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

Tren
Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Tren
Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com