Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Peringatkan Gelombang Ketiga Covid-19, Ini Langkah Mencegahnya

Kompas.com - 22/09/2021, 15:30 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengingatkan, masyarakat akan ancaman gelombang ketiga pandemi Covid-19.

Diberitakan Kompas.com, Rabu (22/9/2021), Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pola lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia biasanya terjadi tiga bulan setelah negara-negara lain mengalami lonjakan kasus.

Oleh karena itu, Wiku meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19 gelombang ketiga.

"Kita harus waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan agar kita tidak menyusul lonjakan ketiga dalam beberapa bulan ke depan," kata Wiku melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (21/9/2021).

Wiku mengingatkan, peluang peningkatan kasus Covid-19 Indonesia bisa terjadi akibat dari tradisi berkumpul dalam acara besar dan libur panjang.

Lantas, apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga?

Baca juga: WHO dan UNICEF Desak Indonesia Buka Sekolah Tatap Muka, Ini Kata IDAI

Langkah pencegahan dari Satgas

Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Nasional Brigjen TNI Purn dr Alexander K Ginting mengatakan, ada beberapa hal yang harus dikawal agar gelombang ketiga Covid-19 dapat dicegah.

Berikut ini saran dari Alex:

1. Menjaga protokol 3M

Alex mengatakan, perilaku 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun) harus terus dijaga, meski kasus positif terus menurun.

"Perilaku 3M terus (diterapkan) kendati kasus sudah mendekati pada titik terendah," kata Alex, ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (22/9/2021).

2. Isolasi terpusat

Menurut Alex, masyarakat harus menyadari, apabila ditemukan kasus positif, sebaiknya segera dikirimkan ke fasilitas isolasi terpusat (isoter).

Ia mengatakan, jangan selalu mengandalkan isolasi mandiri (isoman), karena hal itu dapat berdampak pada klaster.

"Bila ada yang positif kirim ke isoter, jangan isoman karena berdampak klaster keluarga yang sakit dengan comorbid ke rumah sakit," ujar Alex.

Baca juga: Tidak Benar, Internet Akan Mati 6 Hari akibat Perbaikan Kabel Bawah Laut

3. Pelacakan kontak

Kemudian, Alex menyarankan, agar pelacakan kontak berbasis aplikasi tidak boleh hanya berhenti kepada mereka yang bergejala, suspek, dan kontak erat.

Menurut Alex, aplikasi PeduliLindungi harus benar-benar dimanfaatkan untuk pelacakan kontak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Tren
5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

Tren
11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

Tren
Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Tren
Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Tren
Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Tren
Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Tren
Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com