Dari pengukuran potensi itulah, BMKG merumuskan peta bahaya tsunami yang bisa bermanfaat bagi masyarakat sebagai acuan mitigasi.
Baca juga: Ada Potensi Tsunami Setinggi 28 Meter di Pacitan, BMKG Ingatkan Pemda Siapkan Skenario Terburuk
Terkait bahaya tsunami, Daryono mengatakan morfologi Pantai Pacitan yang berbentuk teluk lebih berbahaya.
"Tsunami yang masuk teluk akan terakumulasi energinya karena tsunami yang masuk ke teluk gelombangnya berkumpul dan terjebak sehingga tinggi tsunami makin meningkat," kata dia.
Jika morfologi pantai teluknya landai, maka tsunami dapat melanda daratan hingga jauh.
Sebagai upaya mitigasi, Daryono mengatakan, masyarakat perlu memahami konsep evakuasi mandiri.
Hal ini dikarenakan evakuasi mandiri merupakan jaminan keselamatan dari tsunami yang sudah terbukti efektif.
Ia mencontohkan, kejadian tsunami di Pulau Simeulue ratusan tahun lalu dalam kisah “smong”.
"Masyarakat harus memiliki sikap swa-sadar informasi gempa dan peringatan dini tsunami serta memiliki respon yang cepat untuk segera melakukan evakuasi, karena golden time yang cukup singkat," tutur dia.
Adapun beberapa langkah mitigasi yang bisa dilakukan saat terjadi peringatan dini tsunami, yakni:
Baca juga: Sejarah Amendemen UUD 1945 dari Masa ke Masa
Imbauan potensi tsunami di Pacitan berkaca dari sejarah kebencanaan di daerah tersebut.
Daryono mengatakan, sedikitnya ada 4 kejadian tsunami yang melanda wilayah tersebut. Berikut sejarah tsunami di Pacitan:
(Sumber: KOMPAS.com/Nicholas Ryan Aditya | Editor: Nursita Sari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.