Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Media Asing Soroti Kebakaran Lapas Tangerang, Apa yang Ditulis?

Kompas.com - 09/09/2021, 16:06 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

2. CNN

Cable News Network atau CNN yang merupakan media asal Amerika Serikat turut memberitakan peristiwa tersebut.

Pada Rabu (8/9/2021), CNN menurunkan berita dengan judul "Fire at a prison in Indonesia kills at least 41 people".

CNN menulis sedikitnya 41 tahanan tewas dan sedikitnya delapan terluka setelah kebakaran melahap blok penjara yang penuh sesak di pinggiran ibu kota Indonesia, Jakarta, mengutip keterangan kepolisian, Yusri Yunus.

Baca juga: Pusaran Kasus Korupsi Menteri Jokowi, dari Mensos hingga Menpora Imam Nahrawi

Investigasi penyebab kebakaran sedang berlangsung tetapi Yusri mengatakan mereka awalnya menduga korsleting listrik yang harus disalahkan.

Penjara itu menurut Yusri penuh sesak, tapi tidak mengatakan berapa jumlah orang yang ada saat kebakaran terjadi.

Penjara di Tangerang, pusat industri dan manufaktur di dekat Jakarta, menampung lebih dari 2.000 narapidana, jauh lebih dari kapasitas 600 orang, menurut data pemerintah pada September.

Baca juga: 214 Napi Korupsi Terima Remisi, Bagaimana Aturannya?

3. New York Times

Media dari Amerika Serikat ini memberitakan kebakaran lapas dengan judul "At Least 41 Prisoners, Some Trapped in Cells, Die in a Fire in Indonesia", Rabu (8/9/2021).

"Kebakaran di sebuah penjara di Indonesia menewaskan sedikitnya 41 orang dan melukai delapan lainnya, kata pihak berwenang pada hari Rabu, menambah rasa krisis yang dihadapi sistem pemasyarakatan yang penuh sesak di negara itu, yang telah diterpa pandemi," tulis New York Times.

Terkait penyebab, New York Times menulis hal itu masih dalam investigasi. Akan tetapi ada kemungkinan karena korsleting listrik, mengutip pernyataan Polda Metro Jaya.

Baca juga: Daftar 214 Nama Napi Korupsi yang Mendapat Remisi HUT RI

Dituliskan gambaran kebakaran yang ditayangkan di media televisi Indonesia. Terdapat puluhan kantong mayat oranye tergeletak di lantai rumah sakit.

Selain delapan orang yang mengalami luka serius dalam kebakaran tersebut, 73 lainnya mengalami luka ringan, menurut pihak berwenang. Semua yang terbunuh adalah tahanan.

New York Times menulis kronologi lengkap peristiwa tersebut. Kejadian dimulai pada 01.45 di tempat yang menurut pihak berwenang adalah blok yang biasanya diperuntukkan bagi narapidana yang dihukum dalam kasus narkotika.

Baca juga: Nurdin Abdullah, dari Akademisi hingga Jadi Tersangka Korupsi

Setelah petugas melihat adanya kebakaran, kata Menteri Yasonna Laoly, kepala keamanan segera menghubungi pemadam kebakaran, dan 12 mobil pemadam kebakaran tiba dalam waktu 13 menit.

Karena sel terkunci, kata Laoly, beberapa tahanan tidak dapat melarikan diri, dan 40 orang meninggal “di tempat”, sementara satu orang meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Anggota staf penjara berhasil membuka beberapa sel, dan 75 orang dievakuasi.

New York Times juga menyoroti tentang penjara yang dibangun pada 1972 dan sistem kelistrikannya belum diperbarui dalam beberapa dekade.

Baca juga: Juliari Batubara dan Sederet Menteri Sosial yang Ditangkap KPK karena Korupsi...

Penjara juga telah bergulat dengan kelebihan penghuni, dengan 2.072 narapidana menempati fasilitas yang dibangun untuk menampung 900 narapidana.

Kendala lainnya adalah hanya ada 13 orang penjaga yang tersedia untuk memantau seluruh penghuni penjara selama setiap shift.

Selain itu menurut laporan Human Rights Watch pada Maret 2020, Indonesia memiliki 270.000 narapidana. Perkiraan itu lebih dari dua kali lipat kapasitas sistem.

Masih dari laporan yang sama, sarana dan prasarana untuk menahan wabah dan merawat tahanan yang sakit penjara Indonesia dinilai masih kurang. Itu terkait tentang perawatan kesehatan, air, sanitasi dan kebersihan.

Baca juga: Edhy Prabowo dan Mengapa Masih Ada Pejabat yang Doyan Korupsi?

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com