Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komodo Kini Masuk Daftar Hewan Terancam Punah, Ini Alasannya

Kompas.com - 06/09/2021, 14:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah memperbarui daftar hewan yang masuk ke dalam kategori terancam punah atau daftar merah.

Dari 138.374 spesies, 38.543 di antaranya terancam punah, dikutip dari laman resmi IUCN.

Dalam daftar merah IUCN terbaru, komodo (Varanus komodoensis) telah berpindah dari kategori rentan menjadi terancam punah.

Spesies endemik Indonesia yang hanya ada di Taman Nasional Komodo itu semakin terancam oleh dampak perubahan iklim.

Naiknya suhu global dan permukaan air laut diperkirakan akan mengurangi habitat yang cocok bagi komodo setidaknya 30 persen dalam 45 tahun ke depan.

Meski subpopulasi di Taman Nasional Komodo saat ini stabil dan terlindungi dengan baik, tetapi nasib komodo di luar kawasan lindung di Flores terancam oleh hilangnya habitat yang signifikan karena aktivitas manusia.

Baca juga: Besok Fenomena Hari Tanpa Bayangan, Ini Waktu dan Cara Melihatnya

Sementara itu, tujuh spesies ikan tuna yang paling banyak ditangkap secara komersial dinilai ulang.

Hasilnya, empat di antaranya menunjukkan tanda-tanda pemulihan berkat negara-negara yang membatasi kuota penangkapan ikan dan sukses memerangi penangkapan ikan ilegal.

Tuna sirip biru Atlantik (Thunnus thynnus) pindah dari terancam punah ke least concern, sedangkan tuna sirip biru Selatan (Thunnus maccoyii) pindah dari sangat terancam punah ke terancam punah.

Albacore (Thunnus alalunga) dan tuna sirip kuning (Thunnus albacares), keduanya berpindah dari hampir terancam ke least concern.

Meski tingkat spesies tuna global meningkat, stok tuna di tingkat regional masih sangat terkuras.

Adapun tuna sirip biru Pasifik (Thunnus orientalis), spesies ini berpindah dari rentan ke hampir terancam dalam daftar pembaruan, karena ketersediaan data dan model penilaian stok yang lebih baru.

Spesies ini tetap sangat terkuras dan kurang dari 5 persen dari biomassa aslinya.

Spesies tuna lain yang dinilai ulang untuk pembaruan daftar merah ini, termasuk tuna mata besar (Thunnus obesus) yang tetap berstatus rentan, dan tuna cakalang (Katsuwonus pelamis) yang tetap least concern.

Baca juga: Siapa Saja yang Berhak Dapat Kartu Sembako?

Pembaruan daftar merah IUCN ini juga mencakup penilaian ulang yang komprehensif dari spesies hiu dan pari dunia.

Tercatat 37 persen dari spesies hiu dan pari dunia kini terancam punah. Ini menunjukkan minimnya langkah-langkah pengelolaan yang efektif di sebagian besar lautan dunia.

Dari semua spesies hiu dan pari yang terancam ditangkap secara berlebihan, 31 persen lebih lanjut dipengaruhi oleh hilangnya dan degradasi habitat, 10 persen dipengaruhi oleh perubahan iklim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Beli Pertalite di Batam Wajib Pakai Kartu 'Fuel Card' Mulai 1 Agustus

Beli Pertalite di Batam Wajib Pakai Kartu "Fuel Card" Mulai 1 Agustus

Tren
9 Fenomena Astronomi Mei 2024, Ada Hujan Meteor dan 'Flower Moon'

9 Fenomena Astronomi Mei 2024, Ada Hujan Meteor dan "Flower Moon"

Tren
Ramai soal Wilayah Indonesia Dilanda Suhu Panas di Awal Mei 2024, BMKG: Terjadi hingga Agustus

Ramai soal Wilayah Indonesia Dilanda Suhu Panas di Awal Mei 2024, BMKG: Terjadi hingga Agustus

Tren
Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi

Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi

Tren
Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Tren
Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Tren
Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Tren
Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Tren
Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Tren
Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Tren
7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

Tren
Batal Menggagas Benaromologi

Batal Menggagas Benaromologi

Tren
Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com