Baca juga: Efek Samping Vaksin Moderna Disebut Lebih Terasa ketimbang Vaksin Lain, Apa Sebabnya?
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, penurunan angka kematian akibat Covid-19 harus jadi fokus setiap pemerintah daerah.
Wiku mengingatkan angka kematian akibat Covid-19 pada Agustus lebih tinggi dibandingkan Juli 2021.
"Kita harus berfokus pada penurunan angka kematian. Pada prinsipnya, seluruh kepala daerah wajib mencari tahu penyebab kematian utama di daerahnya dan menghubungkan dengan keadaan kapasitas daerah," ujar Wiku dilansir dari siaran pers di laman covid19.go.id, Jumat (3/9/2021).
Wiku menuturkan, tingginya angka kematian disebabkan karena tingkat keterisian rumah sakit yang penuh, alat kesehatan yang dibutuhkan tidak tersedia di rumah sakit rujukan, tidak ada tempat isolasi terpusat atau adanya isolasi terpusat yang tidak dimanfaatkan dengan baik.
Baca juga: Potensi KIPI Vaksin Covid-19 Moderna dan Cara Mengatasinya...
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sebagian besar pasien Covid-19 yang masuk ke rumah sakit sudah dalam kondisi parah.
Salah satunya ditengarai dengan angka saturasi oksigen sudah di bawah 90 persen.
"Kalau sudah di bawah 94 persen harus segera dirujuk. Either itu ke puskesmas atau isolasi terpusat atau ke rumah sakit," kata Budi melalui jumpa pers virtual, Senin (2/8/2021).
Baca juga: 7 Bantuan yang Digelontorkan Selama Pandemi Covid-19
Berdasarkan data antara Mei-Juli 2021, saturasi oksigen pasien IGD di RS vertikal dalam kondisi parah terus meningkat.
Pasien dengan saturasi di bawah 80 persen pada bulan Mei sebanyak 179 pasien, meningkat dua kali lipat di bulan berikutnya dengan angka 793 pasien.
Sementara pada Juli meningkat lagi dua kali lipat, yaitu 1669 pasien.
Baca juga: Ramai soal Covid-22, Benarkah Lebih Berbahaya daripada Covid-19?
Adapun pasien dengan saturasi di bawah 90 persen pada Mei sebanyak 1.290 pasien, meningkat di bulan berikutnya dengan angka 3.081 pasien.
Sementara pada Juli meningkat lagi dengan 3.697 pasien. Selain terlambat mendapatkan perawatan, Budi juga menyayangkan pasien Covid-19 yang menolak mendapat bantuan medis karena merasa malu.
"Banyak pasien yang terlambat mendapat intevensi medis. Kita tanya ke banyak orang, banyak yang merasa mereka malu kalau mengakui mereka sakit Covid-19," imbuh dia.
Baca juga: Saat WHO Pantau Varian Virus Corona Baru Bernama Mu...