Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awkarin dan Fakta-fakta Menarik soal Kapal Pinisi...

Kompas.com - 29/08/2021, 15:06 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Influencer media sosial Karin Novilda atau biasa dikenal sebagai Awkarin kembali menjadi perbincangan warganet setelah ia mengumumkan rencananya membuat kapal Pinisi.

Melalui akun Instagramnya, Awkarin mengumumkan rencananya membuat kapal pinisi untuk keperluan diving di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

"Onto the next one. Project selanjutnya adalah bikin kapal diving bersama sahabat karib saya @rachmatjulio & @real.ayuanjani --- saking cintanya sama Bajo dan keindahannya dan obsesi kita sama diving, kita memutuskan untuk membuat kapal phinisi diving di Labuan Bajo.

Kapal ini direncanakan mulai berlayar di bulan September 2021 jika tidak ada kendala.

Doakan kita yaaa!
Bismilahrirahmanirrahim!" tulis Awkarin di unggahan akun Instagramnya, 16 Agustus 2018.

Baca juga: Kapal Pelni Jadi Tempat Isoman di Makassar, Intip Fasilitasnya...

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Karin Novilda - @Novilda.ID (@awkarin)

Baca juga: Viral, Video Kapal Terbakar dan Penumpang Lompat ke Laut, Bagaimana Kondisinya?

Fakta-fakta menarik kapal pinisi

Rencana Awkarin membuat kapal pinisi itu lantas menarik perhatian warganet.

Berikut fakta-fakta menarik seputar kapal Pinisi, yang merupakan salah satu warisan budaya Nusantara:

1. Warisan dari Bulukumba

Ilustrasi suasana pembuatan kapal pinisi di Kelurahan Tana Beru, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.KOMPAS.com/NURWAHIDAH Ilustrasi suasana pembuatan kapal pinisi di Kelurahan Tana Beru, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.

Diberitakan Kompas.com, 23 September 2020, kapal pinisi pertama dibuat oleh Suku Bugis dan Suku Makassar di Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Kedua suku itu dikenal sebagai pelaut yang tangguh. Mereka mulai membuat kapal Pinisi sejak abad XIV.

Hikayat pembuatan kapal Pinisi juga tercatat dalam naskah lontar La Galigo.

Dalam naskah tersebut, diceritakan bahwa kapal Pinisi pertama kali dibuat oleh Sawerigading, Putra Mahkota Kerajaan Luwu.

Baca juga: Mengenal Kapal MV Swift Rescue Singapura yang Temukan KRI Nanggala-402

Dikisahkan bahwa Sawerigading berlayar ke China untuk melamar seorang putri.

Namun, ketika hendak pulang, kapal sang putra mahkota itu diterjang gelombang dan terbelah menjadi tiga.

Bangkai kapal Sawerigading kemudian terdampar di desa Ara, Tanah Lemo, dan Bira. Warga di ketiga desa itu lalu berusaha merakit kembali kapal tersebut.

Kapal yang berhasil dirakit itu kemudian diberi nama Pinisi.

Baca juga: Mengintip Spesifikasi Tiga Kapal China yang Bantu Angkat Bangkai KRI Nanggala-402

2. Diakui sebagai warisan dunia

Ilustrasi Kapal Pinisi di perairan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).Agus Suparto/ Fotografer Pribadi Presiden Ilustrasi Kapal Pinisi di perairan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Organisasi Pendidikan Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) telah mengakui seni pembuatan kapal Pinisi sebagai warisan dunia.

Melalui sidang ke-12 Komite Warisan Budaya Takbenda UNESCO di Pulau Jeju, Korea Selatan, tahun 2017, Pinisi: Seni Pembuatan Perahu di Sulawesi Selatan resmi ditetapkan ke dalam Warisan Budaya Takbenda UNESCO.

Mengutip laman Kemdikbud, kapal pinisi menjadi lambang dari teknik perkapalan tradisional negara kepulauan sekaligus bagian dari adat istiadat masyarakat Sulawesi Selatan.

Baca juga: UNESCO Tetapkan Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Adapun pengetahuan tentang teknologi pembuatan perahu dengan rumus dan pola penyusunan lambung ini sudah dikenal setidaknya selama 1.500 tahun.

Pola pembuatannya sendiri didasarkan pada teknologi yang berkembang sejak 3.000 tahun, berdasarkan teknologi membangun perahu lesung menjadi perahu bercadik.

Proses pembuatan perahu ini pun mengandung nilai-nilai yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari, seperti kerja tim, kerja keras, ketelitian, presisi, keindahan dan penghargaan terhadap alam dan lingkungan.

Atas nilai-nilai itulah, seni pembuatan Pinisi dianggap layak dikukuhkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.

Baca juga: 5 Fakta Penemuan KRI Nanggala-402: Kapal Terbelah Tiga, 53 Awak Gugur

3. Proses pembuatan panjang

Kapal Pinisi Bakti Nusa saat berkunjung di Torosiaje, Desa Suku Bajau di tengah laut.KOMPAS.COM/Nurain Lapolo Kapal Pinisi Bakti Nusa saat berkunjung di Torosiaje, Desa Suku Bajau di tengah laut.

Diberitakan Kompas.com, 25 April 2020, proses pembuatan kapal Pinisi memakan waktu yang cukup lama. Ada tiga tahap utama dalam pembuatan kapal Pinisi.

Tahap pertama adalah menentukan hari baik untuk mencari kayu yang akan digunakan untuk membuat kapal.

Biasanya hari baik untuk mencari kayu utuh jatuh pada hari ke-5 dan ke-7 di bulan yang sedang berjalan.

Adapun jenis kayu yang biasa dipakai membuat pinisi ada empat jenis, yaitu kayu besi, kayu bikti, kayu kandole atau punaga, dan kayu jati.

Baca juga: Mengintip Kapal Selam Mini Bersenjata Torpedo Rancangan BPPT

Tahap kedua merupakan proses menebang, mengeringkan, dan memotong kayu untuk membuat kapal.

Selanjutnya kayu atau bahan baku dirakit menjadi sebuah perahu dengan memasang lunas, papan, mendempul, dan memasang tiang layar.

Penggabungan kayu-kayu pembuat kapal, tidak digunakan perekat seperti lem khusus kayu maupun paku, tapi menggunakan pasak kayu, sehingga membuat bagian-bagian bisa menyatu.

Proses pada tahap pertama dan kedua itu harus melalui beberapa langkah panjang dan membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan.

Baca juga: 4 Kapal Selam di Dunia yang Sempat Hilang dan Berhasil Ditemukan

Kemudian pada tahap ketiga atau tahap terakhir, merupakan peluncuran kepal Pinisi ke laut.

Sebelum perahu diluncurkan ke laut ada upacara maccera lopi (mensucikan perahu) yang ditandai dengan penyembelihan binatang.

Jika kapal Pinisi berbobot kurang dari 100 ton, maka binatang yang disembelih adalah seekor kambing. Namun, jika bobot kapal mencapai lebih dari 100 ton, binatang yang disembelih adalah seekor sapi.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tenggelamnya Kapal Titanic

(Sumber: Kompas.com/Editor: Nibras Nada Nailufar, Ari Welianto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Gelombang Panas Menerjang Kawasan Asia, Apa Penyebabnya?

Gelombang Panas Menerjang Kawasan Asia, Apa Penyebabnya?

Tren
Perebutan Tiket Terakhir Menuju Olimpiade Paris, Kapan Babak Play-off Indonesia Vs Guinea U23?

Perebutan Tiket Terakhir Menuju Olimpiade Paris, Kapan Babak Play-off Indonesia Vs Guinea U23?

Tren
Ramai soal 'Heatwave' Melanda Negara-negara Asia, Apakah Berpotensi Terjadi di Indonesia?

Ramai soal "Heatwave" Melanda Negara-negara Asia, Apakah Berpotensi Terjadi di Indonesia?

Tren
Beda Surat Tilang Asli Polisi dan Penipuan yang Dikirim ke WhatsApp

Beda Surat Tilang Asli Polisi dan Penipuan yang Dikirim ke WhatsApp

Tren
Sepak Bola dan Nasionalisme Kita

Sepak Bola dan Nasionalisme Kita

Tren
Media Asing Soroti Kekalahan Indonesia dari Irak, Sebut Skuad Garuda Bermain Sangat Baik

Media Asing Soroti Kekalahan Indonesia dari Irak, Sebut Skuad Garuda Bermain Sangat Baik

Tren
Singapore Airlines Bayar Ganti Rugi Penumpang Rp 42 Juta karena Kursi Pesawat Tak Bisa Direbahkan

Singapore Airlines Bayar Ganti Rugi Penumpang Rp 42 Juta karena Kursi Pesawat Tak Bisa Direbahkan

Tren
Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Tren
Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Tren
Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Tren
Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Tren
Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Tren
Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tren
7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com