Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Ibu Tak Boleh Tekuk Kaki Sebelum 40 Hari Pasca Melahirkan agar Tak Varises

Kompas.com - 27/08/2021, 19:50 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

Dokter Ulul menyebutkan, informasi bahwa ibu yang baru melahirkan tak boleh menekuk kaki adalah mitos.

“Ini mitos lama,” ujar Ulul, saat dihubungi secara terpisah, Kamis (26/8/2021).

Ia menekankan, tak ada penelitian ilmiah soal itu. Selain itupenyebab varises ada banyak faktor. 

“(Varises) juga tidak hanya pada ibu hamil tapi juga pasien tak hanya perempuan juga laki-laki. Kalau dikhususkan ibu hamil itu mitos saja,” ujar dokter Ulul.

Penyebab varises

Dokter Suhartono mengatakan, penyebab varises bisa karena reflug (kebocoran) atau adanya tekanan. Atau, bisa juga karena keduanya. 

Pada reflug, terjadi kebocoran di katup pembuluh darah vena bagian luar sehingga menyebabkan aliran yang seharusnya satu arah menjadi kembali lagi ke tempat semula.

Sementara, varises karena tekanan, bisa timbul karena tumor dan sebab lainnya.

Menurut Suhartono, ibu hamil memang berisiko mengalami varises.

“Kalau dikaitkan ibu yang hamil atau melahirkan, pada ibu yang hamil ada penekanan di perutnya, ada janin, nah itu bisa mengganggu aliran baliknya,” kata dia.

Secara hormonal, estrogen dan progesteron juga bisa menyebabkan dinding pembuluh darah mudah melebar sehingga katup bisa b bocor.

“Itu yang menyebabkan wanita hamil ada risiko varises. Itu yang dicegah dengan memakai stoking khusus bukan dengan tak boleh ditekuk,” ujarnya.

Adapun terkait stoking tersebut adalah stoking medis khusus yang harus diberikan berdasarkan resep dokter.

Penggunaannya tidak bisa sembarangan dan tergantung kondisi masing-masing pasien. 

Tak boleh makan roti, hoaks!

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Tren
8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

Tren
4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

Tren
7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

Tren
Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Tren
Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Tren
Mempelajari Bahasa Paus

Mempelajari Bahasa Paus

Tren
7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

Tren
Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Tren
Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Tren
Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com