Fenomena tokoh yang ditiru atau diikuti oleh banyak orang dan membuat barang menjadi memiliki nilai jual yang tinggi, juga dikenal dengan sebutan trendsetter.
Hadi mengatakan, adanya suatu tanaman yang menjadi populer itu bergantung pada trendsetter yang ahli dalam mempromosikan barang.
Maka tidak heran jika tanaman hias jenis tertentu menjadi barang yang populer secara musiman saja.
"Pinter-pinternya trendsetter, karena dia bisa menangkap momentum ini, dia berpikir apakah orang-orang bakal tertarik atau tidak jika ia mengenalkan suatu produk atau barang tertentu," ucap dia.
Baca juga: 5 Manfaat Cangkang Telur untuk Tanaman Hias
Di sisi lain, Hadi juga berpesan kepada masyarakat agar jeli dan skeptis dalam melihat suatu tren.
Apabila ada orang yang menjual tanaman hias sampai dengan harga puluhan bahkan ratusan juta, maka perlu untuk mempertimbangkan, apakah layak jika tanaman tersebut diberi harga segitu.
"Misalnya, tanaman monstera atau janda bolong, dia dinamakan janda bolong itu berasal dari kata 'rondo bolong', rondo itu artinya daun, jadi maknanya daun yang bolong," ujar Hadi.
Ia juga menyampaikan bahwa tanaman janda bolong termasuk mudah untuk merawatnya, dan tidak memerlukan teknik tertentu.
"Sebenarnya kan tanaman itu makhluk hidup biasa, bisa dikembangbiakan, bisa diperbarui, di-stek atau dari batang anakan juga bisa tumbuh," lanjut dia.
Oleh karena itu, masyarakat juga perlu paham bagaimana tanaman yang hendak dipeliharanya itu tumbuh dan apakah memerlukan penanganan khusus atau tidak.
Selain itu, jika suatu jenis tanaman betul-betul disukai, Hadi mengatakan, ada juga orang-orang tertentu yang secara emosional dan bermain di kalangan tertentu juga.
Artinya, suatu tanaman itu dapat dipopulerkan di kalangan yang tertentu saja, hingga membuat orang lain ikut-ikutan untuk membeli dengan harga berapa pun.
"Ya orang yang ikut-ikutan ini harusnya berpikir jernih, karena tanaman itu bisa di-stek ya, dipotong, ditanam sudah tumbuh lagi," ujar Hadi.
"Sayangnya, banyak orang enggak paham, taunya terima, beli bagus, senang, mahal ya tidak mengapa," lanjut dia.
Hal ini lah yang sebaiknya dihindari agar kita dapat bijak dalam memilih dan membeli tanaman hias.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.