Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak yang Mengeluh Tak Bisa Suntik Vaksin Dosis Kedua karena Stok Kosong, Ini Kata Kemenkes

Kompas.com - 02/08/2021, 07:26 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di media sosial dan kolom komentar unggahan tentang vaksinasi, banyak yang mengeluhkan kosongnya stok vaksin di daerah mereka sehingga ada yang kesulitan untuk mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 dosis kedua.

Keluhan itu salah satunya disampaikan pada unggahan di akun Instagram Kompas.com, @kompascom.

Keluhan yang sama juga bisa ditemukan di berbagai unggahan platform media sosial, seperti Twitter dan Facebook.

Keluhan stok vaksin kosong disampaikan warganet di media sosial.Instagram Keluhan stok vaksin kosong disampaikan warganet di media sosial.
Bagaimana kondisi stok vaksin di Indonesia?

Pada Minggu (1/8/2021), Indonesia kembali kedatangan vaksin Covid-19.

Vaksin yang datang adalah vaksin Moderna pemberian dari Pemerintah Amerika Serikat melalui Covax Facility sebanyak 3,5 juta dosis.

Sementara itu, 620.000 dosis vaksin AstraZeneca yang merupakan hasil kerja sama bilateral Indonesia dan Inggris akan tiba pada Senin (2/8/2021).

"Dalam catatan Kementerian Luar Negeri, Indonesia telah menerima, di titik ketibaan, sejumlah 178.357.880 dosis vaksin. Yang terdiri dari vaksin curah atau bulk sebesar 144.700.280 dan vaksin jadi sebesar 33.657.600 dosis," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam jumpa pers virtual, Minggu (1/8/2021).

Dari jumlah dosis vaksin yang diterima tersebut, mengapa masih banyak daerah yang kehabisan stok vaksin Covid-19 dosis kedua?

Kemenkes: masih perlu diolah

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sebagian besar vaksin yang dikirim ke Indonesia adalah vaksin dalam bentuk bahan baku atau bulk.

Oleh karena itu, masih harus melalui beberapa tahap untuk menjadi vaksin.

Seluruh bahan baku ini harus melalui tahap filled and finished di fasilitas Bio Farma.

"Beberapa kendala yang terjadi adalah vaksin yang diterima harus diproses menjadi vaksin jadi dan diperiksa quality control," ujar Nadia kepada Kompas.com, Minggu (1/8/2021).

Tahap ini dilakukan demi memastikan vaksin memiliki kualitas yang memenuhi syarat dan sesuai dengan standar yang berlaku sebelum didistribusikan.

Proses dosis bulk menjadi vaksin jadi membutuhkan waktu yang tidak singkat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com