Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Masuk Indonesia, Ini Gejala dan Risiko Virus Corona Varian Delta Plus

Kompas.com - 31/07/2021, 07:15 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Virus corona varian Delta Plus dilaporkan telah terdeteksi di wilayah Indonesia. Varian Delta Plus merupakan turunan dari virus corona varian Delta yang memiliki tingkat penularan yang tinggi.

Temuan ini dikonfirmasi oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Varian Delta Plus atau B.1.617.2.1 atau AY.1 ini terdeteksi di Jambi dan Mamuju.

“Iya. Kita temukan varian Delta Plus di Jambi dan Mamuju," kata Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Subandrio seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (28/7/2021).

Baca juga: Kemenkes: Ada 3 Kasus Covid-19 akibat Varian Delta Plus

Apa itu varia Delta Plus?

Mengutip Reuters (23/7/2021), varian Delta Plus adalah sub-garis keturunan dari varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India.

Namun berbeda dengan varian Delta biasa, varian Delta plus memiliki mutasi protein lonjakan yang disebut K417N yaitu protein yang memungkinkannya menginfeksi sel-sel sehat.

India melaporkan sekitar 40 kasus varian Delta Plus telah diamati di negara bagian Maharashtra, Kerala dan Madhya Pradesh. Kasus Delta Plus paling awal di India adalah dari sampel yang diambil pada 5 April 2021.

Pada 16 Juni 2021, setidaknya 197 kasus Delta Plus telah ditemukan di 11 negara. Negara dengan virus corona varian Delta Plus tersebut meliputi Inggris (36 kasus), Kanada (1), India (8), Jepang (15), Nepal (3), Polandia (9), Portugal (22) , Rusia (1), Swiss (18), Turki (1), Amerika Serikat (83).

Gejala corona varian Delta plus

Seperti diberitakan Kompas.com yang melansir MPNRC (29/7/2021),sejumlah gejala yang ditimbulkan pada varian ini adalah batuk kering, kelelahan, atau demam pada umumnya. Gejala parah dari varian ini mungkin termasuk sesak napas dan sakit perut.

Pasien Covid-19 dengan varian Delta plus juga dapat merasakan gejala ruam kulit, perubahan warna jari kaki, sakit tenggorokan, anosmia, dan sakit kepala.

Sedangkan dikutip dari Hindustan Times (27/7/2021), ahli virologi India menyebut bahwa varian Delta Plus memiliki beberapa gejala yang sama dengan varian Delta dan varian Beta.

Baca juga: Varian Delta Plus Ada di Indonesia, Ini Penjelasan Eijkman

 

Berikut gejala yang diakibatkan infeksi varian Delta Plus:

  • Batuk
  • Diare
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Ruam kulit
  • Perubahan warna jari tangan dan kaki
  • Nyeri dada
  • Sesak napas

Adapun gejala lain yang diidentifikasi oleh para ahli terkait varian Delta Plus adalah sakit perut, mual dan kehilangan nafsu makan.

Risiko varian Delta Plus

Varian Delta menjadi varian yang paling mudah menular dan mendominasi sebagian besar kasus di beberapa negara seperti India, Amerika Serikat, dan Inggris. Lalu bagaimana dengan varian Delta Plus?

Varian ini telah menjadi varian of concern oleh WHO. Indian SARS-CoV-2 Consortium on Genomics (INSACOG) terus meneliti varian terbaru ini.

Berdasarkan temuan protein pada permukaan varian baru ini, varian tersebut memiliki sifat sebagai berikut: Lebih mudah menular Ikatan dengan sel di paru-paru lebih kuat Berpotensi menurunkan respons antibodi monoklonal.

Baca juga: Mengenal Varian Delta Plus yang Mulai Terdeteksi di Indonesia

Menurut ahli virus Dr. Jeremy Kamil dari Louisiana State University Health Science Center, varian ini paling banyak menyerang orang yang sudah pernah terinfeksi di awal pandemi, orang yang belum mendapat vaksin, atau belum mendapat vaksin lengkap. Dia menambahkan bahwa secara gejala tidak terlalu berbeda dengan varian delta.

Namun, karena sifatnya yang ketiga, ini berisiko membuat perawatan dengan obat-obatan antibodi monoklonal tidak terlalu efektif. Contoh obat-obatan antibodi monoklonal adalah actemra dan kevzara.

Meski begitu belum ada bukti bahwa varian ini membuat angka positif covid meningkat tajam. Sejauh ini, varian terbaru tersebut masih ditemukan dalam jumlah yang relatif lebih sedikit.

(Sumber:Kompas.com/Rosy Dewi Arianti Saptoyo, Nadia Faradiba | Editor: Rizal Setyo Nugroho, Nadia Faradiba)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com