Dia menjelaskan, orang-orang yang terinfeksi bersembunyi di rumah, hanya mengurung diri dengan berbekal selembar hasil PCR atau Rapid Test Antigen.
"Mereka pikir dengan selembar hasil PCR dianggap sudah pengobatan," kata Alexander.
Penyebab lainnya, orang-orang yang terinfeksi itu tidak ke puskesmas dan tidak melapor ke RT karena malu serta takut mendapat stigma yang berakibat tidak dapat obat paket Covid-19.
Baca juga: Layanan Telemedicine Diperluas di 8 Kota, Ini Alur, Cara, hingga Jenis Obatnya
Alexander juga mengungkapkan penyebab lainnya, selama pandemi mereka yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid takut berobat ke RS.
Kemudian, setelah beberapa hari isoman tanpa obat dan klinis perburukan gejala mereka tetap bertahan di rumah tanpa konsultasi ke fasyankes.
"Lalu saat sudah masuk Covid-19 fase 2 baru lapor tetangga, pesan ambulans dan saturasi sudah 90. Padahal 5 hari sebelumnya saturasi di atas 95," tuturnya.
Baca juga: Cara Cek Sertifikat Vaksin Covid-19