Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Diskursus Jaya Suprana Berpulang

Kompas.com - 07/07/2021, 09:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA masa saya sedang waswas setiap saat harus meninggalkan dunia fana akibat pagebluk Corona alih-alih mereda malah makin merajalela, mendadak sontak sang mahapenulis tersohor merangkap mahaguru menulis saya, Eka Budianta, berbagi sebuah pesan singkat lewat medsos berbunyi, Jaya Suprana Berpulang” .

Pak Eka mengiringi pesan singkat dengan sebuah pertanyaan sekaligus pernyataan “Ini hoax kan Pak Jaya? Saya dan teman-teman tidak percaya!”.

Dengan mengajukan pertanyaan dan pernyataan kepada seorang yang diduga almarhum akibat bepulang terkesan secara paradok Pak Eka konflik dengan diri sendiri dalam hal tidak percaya sekaligus ragu jangan-jangan benar saya berpulang namun bertanya langsung pada yang diberitakan sudah berpulang.

Sementara secara andaikatamologis saya berpulang mustahil saya mampu menjawab pertanyaan Pak Eka.

Tanya jawab

Karena ditanya dan kebetulan saya belum berpulang maka saya wajib menjawab pertanyaan sesantun mungkin.

“Sebenarnya saya memang sedang menunggu giliran berpulang namun sampai saat saya menulis ini giliran saya belum tiba. Mungkin nanti atau entah kapan saya belum tahu sebab sepenuhnya tergantung Kehendak Yang Maha Kuasa.”

Langsung dijawab Pak Eka, “Sudah saya teruskan pada yang kebingungan - keracunan hoax, Pak. Terima kasih.”

Saya jawab, “Mungkin ada yang kecewa akibat saya belum kunjung berpulang namun harap bersabar karena pada saat yang ditentukan Yang Maha Kuasa saya pasti akan berpulang.“

Pak Eka membalas dengan sticker Jokowi tertawa hahahaha sambil menepuk dahi disertai komentar, “Semua kembali gembira, Pak Jaya!” 

Diskursus

Diskursus Pak Eka dengan saya tentang "Jaya Suprana berpulang" menyadarkan saya atas keabsahan kearifan Jawa bahwa urip iki mung mampir ngombe alias hidup ini hanya singgah minum. 

Setiap saat apalagi pada masa pagebluk Corona saya yang sudah lansia merangkap komorbid memang harus siap berpulang demi meninggalkan dunia fana ini.

Wajar jika ada yang menduga saya berpulang akibat saya memang layak masuk kategori insan tua bangka bau tanah yang sudah berada di tepi liang kubur.

Namun pada hakikatnya berita "Jaya Suprana berpulang" beredar memang paradoksal akibat pada kenyataan saya masih belum berpulang.

Bagi yang tidak kenal saya memang berita "Jaya Suprana berpulang" sama sekali tidak bermakna namun bagi yang mengharap saya berpulang dengan alasan masing-masing jelas kenyataan saya belum berpulang mengecewakan.

Maka hiburan bagi yang kecewa bahwa pada saat naskah ini saya tulis memang kenyataan saya belum berpulang harap bersabar karena setiap saat termasuk pada saat sedang membaca naskah ini bisa saja saya sudah berpulang sesuai dengan Kehendak Yang Maha Kuasa.

Kehendak Yang Maha Kuasa

Selaras kearifan kefanaan hidup di dunia fana ini peristiwa diskursus "Jaya Suprana berpulang" menyadarkan diri saya bahwa saya hanya sesosok mahluk yang sama sekali tidak berdaya apa pun sehingga wajib senantiasa bahkan niscaya tunduk kepada Kehendak Yang Maha Kuasa.

Mohon dimaafkan bagi yang keliru menganggap saya tidak serius menghadap berpulang sebenarnya saya serius bahkan sangat serius dalam meyakini bahwa setiap saat Yang Maha Kuasa dapat mewujudkan KehendakNya bahwa saya harus meninggalkan dunia fana ini.

Sama sekali tidak ada alasan bagi saya untuk takabur bahwa pada saat naskah ini saya tulis saya masih hidup.

Hidup atau mati saya sepenuhnya tergantung pada Kehendak Yang Maha Kuasa. Maka sambil menanti saat akhir hayat dikandung badan, saya berdendang mahalagu Indonesia Pusaka mahakarya Ismail Marzuki “di sana tempat lahir beta, dibuai dibesarkan bunda, tempat berlindung di hari tua, tempat akhir menutup mata”.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

[POPULER TREN] Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan | Kenaikan UKT Unsoed

Tren
Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com