KOMPAS.com - Banyak warganet mengungkapkan mengenai suhu dingin yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia, Selasa (27/7/2021) pagi.
Tagar "Dingin" menjadi salah satu topik yang paling banyak dibahas oleh warganet di media sosial Twitter.
Setidaknya hingga pukul 08.00 WIB, sudah lebih dari 23.000 twit yang membicarakan soal ini.
Baca juga: Penjelasan BMKG soal Fenomena Suhu Dingin di Indonesia
dingin bgt yaampun, pengen tidur lagi pic.twitter.com/9Ju7RRfk4l
— juna (@fluviercutie) July 26, 2021
dingin bgt aaaa pic.twitter.com/wXZ6awRUij
— ???????? (@madxxlife) July 26, 2021
Setiap pagi dingin terusss???? ditambah kerja naik motor laju pagi2. Tangan hmpir beku ???? jaaann.. pic.twitter.com/mCmDd93y1M
— ZM210777 (@z21797) July 26, 2021
Di tempat kalian dingin ngga euy? Ai cita-cita hayang menikmati masa tua di switzerland ai dibere tiris kakara sakieu geus ripuh. pic.twitter.com/QvVrl2ZLpp
— Bandung Fess (@bdngfess) July 26, 2021
pantes dingin pic.twitter.com/AfaNnScNTU
— likaa????????|| Suka kak Kevin (@glaxiarby) July 26, 2021
Berdasarkan data Suhu Minimum Harian Indonesia terbaru (25-26 Juli 2021) dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu udara di wilayah Indonesia berkisar antara 14-26 derajat celsius.
Suhu terendah yakni 14 derajat celsius terjadi di wilayah Kabupaten Timika, Papua, sedangkan suhu tertinggi yakni 27 derajat celsius terpantau terjadi di Kepulauan Riau di sisi timur laut Tanjung Pinang.
Baca juga: Mengenal Bediding, Fenomena Suhu Dingin yang Terjadi Belakangan Ini
Melihat sebaran yang ada, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin menyebutkan, suhu dingin di sejumlah daerah masih dalam kondisi yang normal.
"Variasinya masih normal, 11,6 derajat di NTT dan 18-22 derajat di Jawa. Itu masih normal, karena kondisi umumnya cuaca cerah jarang perawanannya," kata Miming saat dihubungi Selasa (27/7/2021).
Pihaknya menjelaskan, terdapat beberapa penyebab suhu dingin yang dirasakan di sejumlah daerah di Indonesia.
Di antaranya, langit yang cenderung bersih tanpa banyak awan tutupan membuat panas yang diserap Bumi sebelumnya tidak dapat dipancarkan merata ke permukaan Bumi.
Panas tersebut justru akan langsung dilepaskan ke atmosfer luar.
Hal ini menyebabkan udara yang ada di dekat permukaan akan terasa lebih dingin, terutama pada malam hingga pagi hari.
Baca juga: Suhu Dingin Landa NTT, di Kabupaten Manggarai sampai 13 Derajat Celcius
Sebelumnya, Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal menyebutkan, suhu dingin ini akan terjadi sepanjang bulan Juli, khususnya bagi wilayah Indonesia yang ada di sisi selatan.
Sejumlah wilayah yang akan mengalami suhu lebih dingin, seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, akibat adanya tiupan angin dari Australia.
"Angin monsun Australia yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudra Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin, sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia, terutama bagian selatan khatulistiwa terasa juga lebih dingin," jelas Herizal dalam keterangan resminya (7/7/2021).
Baca juga: Suhu Dingin di Banyuwangi, Ini Penjelasan BMKG
Dikutip dari Kompas.com (25/7/2021), suhu dingin melanda sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kota Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai, tercatat sebagai daerah yang paling dingin di provinsi kepulauan itu.
"Data yang tercatat di kami, untuk daerah paling dingin adalah di Ruteng, yakni mencapai 13 derajat celsius," ungkap prakirawan cuaca BMKG NTT, I Ketut Wisnu Wardhana, kepada Kompas.com, Minggu (25/7/2021).
Suhu 13 derajat celsius di Ruteng tersebut, lanjut Ketut, terjadi pada 4 hingga 5 Juli 2021.
Pihaknya menyebutkan, kondisi itu terjadi pada malam hingga dini hari.
Selain Ruteng, dua daerah lainnya di NTT juga masuk kategori daerah dingin, yakni Bajawa di Kabupaten Ngada mencapai 14 derajat celsius dan Soe di Kabupaten Timor Tengah Selatan mencapai 16 derajat celsius.
"Namun, secara umum, suhu udara di NTT berkisar 18-33 derajat celsius," kata Ketut.
Baca juga: Penjelasan BMKG soal Fenomena Suhu Dingin di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.