Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

14 Negara Bebas Corona

Kompas.com - 27/07/2021, 06:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.COM mengutip data Worldometers, Sabtu 14 Juli 2021, menyatakan total kasus infeksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai 193.876.050. Sebanyak 4.157.936 orang meninggal dunia sedangkan 176.010.549 orang dinyatakan pulih.

Di sisi lain WHO melaporkan bahwa berdasar data laporan ke lembaga kesehatan PBB tersebut ada 14 negara mengklaim nol kasus Covid-19 sejak awal pandemi merebak pada awal tahun 2020.

Empat belas negara yang mengaku bebas Corona tersebut adalah Amerika Samoa, Kepulauan Cook, Korea Utara, Kiribati, Negara Federasi Mikronesia, Nauru, Niue, Palau, Kepulauan Pitcairn, Saint Helena, Tokelau, Tonga, Turkmenistan, Tuvalu.

Data

Kebenaran segenap data itu layak dipertanyakan akibat sangat tergantung pada laporan kementerian kesehatan masing-masing negara bersangkutan.

Di tengah suasana serba locked-down sehingga semua negara melarang warga asing masuk ke dalam negara masing-masing maka mustahil bagi yang meragukan kebenaran data untuk datang langsung ke empatbelas negara itu untuk check-recheck kebenaran data yang dicurigai hoaks.

Terlepas dari apakah data tentang 14 negara bebas Corona itu tersebut benar atau tidak, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa kesamaan fakta pada para negara bebas Corona yaitu semua konsisten dan konsekuen menutup diri terhadap warga asing masuk ke dalam negeri mereka masing-masing .

Sejarah

Fakta bahwa mayoritas para negara bebas Corona secara ekonomis tidak terlalu bertumpu pada industri pariwisata maka lebih mudah melarang warga asing masuk sebaiknya jangan dijadikan alasan mengabaikan fakta melarang warga asing masuk de facto merupakan cara terbaik untuk mencegah masuknya virus Corona ke dalam wilayah negara bersangkutan.

Jangan lupakan fakta sejarah bahwa masyarakat pribumi benua Amerika semula sama sekali tidak mengenal penyakit yang dibawa masuk oleh para non-pribumi yang berdatangan dari benua Eropa.

Fakta sejarah membuktikan bahwa sebagian besar masyarakat pribumi benua Amerika terbasmi musnah akibat tidak memiliki daya tahan tubuh untuk melawan penyakit yang dibawa kaum pendatang dari benua Eropa.

Semua fakta sejarah itu membuktikan bahwa jalur lalu-lintas perpindahan manusia dari suatu lokasi ke lokasi lain memang merupakan jalur utama bagi para virus untuk menularkan penyakit yang merusak kesehatan bahkan merenggut nyawa manusia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Makanan yang Bisa Membuat Awet Muda, Apa Saja?

7 Makanan yang Bisa Membuat Awet Muda, Apa Saja?

Tren
Ciri-ciri Kista Ovarium, Termasuk Kembung dan Sering Buang Air

Ciri-ciri Kista Ovarium, Termasuk Kembung dan Sering Buang Air

Tren
Menjadi Ikan Termahal di AS, Elver Berharga Hampir Rp 31 Juta Per 453 Gram

Menjadi Ikan Termahal di AS, Elver Berharga Hampir Rp 31 Juta Per 453 Gram

Tren
Spesies Manusia Hampir Punah akibat Perubahan Iklim Ekstrem 900.000 Tahun Lalu

Spesies Manusia Hampir Punah akibat Perubahan Iklim Ekstrem 900.000 Tahun Lalu

Tren
Ini Syarat Pekerja yang Berhak Mendapat THR, Apa Saja?

Ini Syarat Pekerja yang Berhak Mendapat THR, Apa Saja?

Tren
Resmi, Ini Rincian Tarif Listrik PLN yang Berlaku per 1 April 2024

Resmi, Ini Rincian Tarif Listrik PLN yang Berlaku per 1 April 2024

Tren
Cara Menghitung THR Karyawan Tetap, Pegawai Kontrak, dan Pekerja Lepas

Cara Menghitung THR Karyawan Tetap, Pegawai Kontrak, dan Pekerja Lepas

Tren
Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Jelang Idul Fitri, Bisakah Dilihat di Indonesia?

Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Jelang Idul Fitri, Bisakah Dilihat di Indonesia?

Tren
Berapa Denda BPJS Kesehatan jika Menunggak Iuran? Ini Perhitungannya

Berapa Denda BPJS Kesehatan jika Menunggak Iuran? Ini Perhitungannya

Tren
BI Batasi Penukaran Uang Baru untuk Lebaran 2024 Rp 4 Juta Per Orang, Ini Alasannya

BI Batasi Penukaran Uang Baru untuk Lebaran 2024 Rp 4 Juta Per Orang, Ini Alasannya

Tren
8 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Ibu Hamil, Apa Saja?

8 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Ibu Hamil, Apa Saja?

Tren
Prakiraan BMKG: Daftar Wilayah yang Berpotensi Alami Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 Maret 2024

Prakiraan BMKG: Daftar Wilayah yang Berpotensi Alami Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 Maret 2024

Tren
[POPULER TREN] Penjelasan Kitabisa soal Pemilik Xpander Tabrak Porsche yang Disebut Galang Dana | Fenomena Refleksi Sinar Matahari di Dekat Sumatera

[POPULER TREN] Penjelasan Kitabisa soal Pemilik Xpander Tabrak Porsche yang Disebut Galang Dana | Fenomena Refleksi Sinar Matahari di Dekat Sumatera

Tren
Kiky Saputri Keguguran karena Kista Ovarium, Berikut Gejalanya

Kiky Saputri Keguguran karena Kista Ovarium, Berikut Gejalanya

Tren
Agar Tetap Sehat, Ini Waktu Terbaik Olahraga Saat Berpuasa

Agar Tetap Sehat, Ini Waktu Terbaik Olahraga Saat Berpuasa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com