Adapun Dr Chip Walter, seorang dokter anak di Duke University dan Penyelidik Uji Coba Pfizer juga mengatakan bahwa kondisi masing-masing anak berbeda.
"Apa yang mungkin Anda lihat pada bayi berusia enam bulan berbeda dengan anak berusia 3-8 tahun, atau remaja berusia 13-14 tahun. Jadi ini kenapa kami (peneliti) memerlukan uji klinik untuk setiap usia secara terpisah dan mengevaluasi vaksin," ujar Walter.
Adapun Dr Buddy Creech yang merupakan Spesialis Penyakit Menular di Vanderbilt University mengatakan bahwa menemukan dosis vaksin yang tepat bagi anak kecil memerlukan waktu.
Hal ini karena peneliti harus memberi dosis yang cukup supaya tubuh anak bisa menghasilkan cukup respons imun untuk virus corona.
Para ahli juga harus memastikan potensi efek samping dari vaksin tersebut.
Baca juga: Daftar Bantuan dari Pemerintah Selama PPKM dan Cara Mengeceknya