Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puan Berharap Vaksin untuk Anak di Bawah 12 Tahun, Sudahkah Ada?

Kompas.com - 26/07/2021, 10:05 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Ketua DPR Puan Maharani berharap akan segera ada vaksin Covid-19 bagi anak yang berusia di bawah 12 tahun.

Pasalnya, banyak anak pada usia tersebut yang terpapar Covid-19.

“Kita bersyukur sekarang anak usia 12-17 tahun sudah bisa divaksin. Tentu kita berharap ke depan segera ada vaksin untuk anak-anak usia di bawahnya, karena varian Delta ini sudah banyak menginfeksi anak-anak tanpa mengenal usia,” kata Puan dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Jumat (23/7/2021).

Baca juga: PPKM Diperpanjang, Kapan Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah Bisa Dilaksanakan?

Lantas, bagaimana pedoman dan sudah adakah vaksin bagi anak di bawah 12 tahun?

Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, untuk saat ini Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) belum memberikan rekomendasi penyuntikan vaksin untuk anak di bawah usia 12 tahun.

Hal ini karena masih kurangnya penelitian terkait hal tersebut.

“Belum cukup informasi atau subyek penelitian untuk bisa dikaji manfaat dan keamanan vaksinasi pada anak usia kurang dari 12 tahun,” ujarnya dihubungi Kompas.com, Jumat (24/7/2021).

Baca juga: Lokasi dan Cara Daftar Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Usia 12-17 Tahun di DKI Jakarta

Kematangan sistem kekebalan tubuh

Ilustrasi vaksinasi, vaksinasi anak, vaksinasi anak-anak, vaksin anak. Vaksinasi anak di masa pandemi Covid-19.Shutterstock Ilustrasi vaksinasi, vaksinasi anak, vaksinasi anak-anak, vaksin anak. Vaksinasi anak di masa pandemi Covid-19.

Dirinya mengatakan saat ini belum ada satupun vaksin yang bisa digunakan untuk anak usia di bawah 12 tahun.

Sementara itu, mengutip dari CNN, vaksin Covid-19 untuk anak di bawah usia 12 tahun kemungkinan baru ada beberapa bulan kemudian atau lebih lama dari itu.

Hal ini karena meskipun vaksin Covid-19 sudah tersedia bagi orang dewasa namun dosis tersebut tak bisa asal diberikan bagi anak kecil.

Baca juga: Cara Cek Sertifikat Vaksin Covid-19

Dr. William Schaffner yang merupakan Profesor di Divisi Penyakit Menular Universitas Vanderbilt yang juga merupakan Penasihat Vaksin untuk Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menjelaskan alasan belum adanya vaksin untuk anak tak berhubungan dengan ukuran tubuh.

"Ini berhubungan dengan kematangan sistem kekebalan tubuh. Dan itu tidak berkorelasi dengan ukuran anak," ungkap Schaffner.

Ia menyebut anak kecil memerlukan dosis yang berbeda dan mereka tidak membutuhkan banyak dosis.

Baca juga: Ramai soal Vaksinasi Dosis Kedua Disebut Batal karena Stok Habis, Ini Tanggapan Kemenkes

Dosis vaksin

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat memantau pelaksanaan vaksinasi massal terhadap ribuan pelajar di Kota Surabaya yang dilaksanakan di SMPN 1 Surabaya, Jalan Pacar, Rabu (14/7/2021).DOK. PEMKOT SURABAYA Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat memantau pelaksanaan vaksinasi massal terhadap ribuan pelajar di Kota Surabaya yang dilaksanakan di SMPN 1 Surabaya, Jalan Pacar, Rabu (14/7/2021).

Adapun Dr Chip Walter, seorang dokter anak di Duke University dan Penyelidik Uji Coba Pfizer juga mengatakan bahwa kondisi masing-masing anak berbeda.

"Apa yang mungkin Anda lihat pada bayi berusia enam bulan berbeda dengan anak berusia 3-8 tahun, atau remaja berusia 13-14 tahun. Jadi ini kenapa kami (peneliti) memerlukan uji klinik untuk setiap usia secara terpisah dan mengevaluasi vaksin," ujar Walter.

Adapun Dr Buddy Creech yang merupakan Spesialis Penyakit Menular di Vanderbilt University mengatakan bahwa menemukan dosis vaksin yang tepat bagi anak kecil memerlukan waktu.

Hal ini karena peneliti harus memberi dosis yang cukup supaya tubuh anak bisa menghasilkan cukup respons imun untuk virus corona.

Para ahli juga harus memastikan potensi efek samping dari vaksin tersebut.

Baca juga: Daftar Bantuan dari Pemerintah Selama PPKM dan Cara Mengeceknya

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Vaksin Pfizer

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Tren
Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

Tren
Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Tren
Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Tren
Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Tren
Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Tren
Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Tren
Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Tren
Manfaat Mengonsumsi Kubis untuk Menurunkan Tekanan Darah

Manfaat Mengonsumsi Kubis untuk Menurunkan Tekanan Darah

Tren
Gunung Semeru 2 Kali Erupsi, PVMBG: Masih Berstatus Siaga

Gunung Semeru 2 Kali Erupsi, PVMBG: Masih Berstatus Siaga

Tren
Israel Serang Iran, AS Klaim Sudah Dapat Laporan tapi Tak Beri Lampu Hijau

Israel Serang Iran, AS Klaim Sudah Dapat Laporan tapi Tak Beri Lampu Hijau

Tren
Ada Indomaret di Dalam Kereta Cepat Whoosh, Jual Kopi, Nasi Goreng, dan Obat Maag

Ada Indomaret di Dalam Kereta Cepat Whoosh, Jual Kopi, Nasi Goreng, dan Obat Maag

Tren
7 Fakta Kebakaran Mampang, Padam Usai 16 Jam dan 7 Korban Terjebak

7 Fakta Kebakaran Mampang, Padam Usai 16 Jam dan 7 Korban Terjebak

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com