Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Mistis, Ini Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi Sleep Paralysis

Kompas.com - 24/07/2021, 07:32 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Pernahkah kamu merasa sulit menggerakkan tubuh saat terbangun dari tidur? Padahal, Indra dan kesadaran berfungsi secara utuh.

Sensasi seolah-olah ada tekanan pada tubuh, dan terkadang disertai halusinasi dan ketakutan yang intens itu adalah sleep paralysis atau yang di Indonesia dikenal juga dengan sebutan tindihan.

Dilansir dari Medical News Today melalui KOMPAS.com, kondisi tersebut memang tidak berisiko menghilangkan nyawa tetapi dapat menyebabkan kecemasan.

Orang usia 20-30an tahun biasanya yang paling sering mengalami sleep paralysis, biasanya disertai juga dengan gangguan tidur lain, salah satunya narkolepsi.

Sleep paralysis biasa terjadi sesaat setelah tidur atau pada saat transisi antara tidur dan bangun. Tak sedikit orang yang mengalaminya dibarengi dengan pengalaman hypnagogic, yaitu halusinasi visual, auditori, dan sensorik.

Baca juga: Penyebab Ketindihan dan Cara Menghindarinya

Setidaknya ada tiga kategori pengalaman yang sering dialami orang saat sleep paralysis, yakni:

Vestibular-motor: Perasaan berputar, jatuh, melayang, terbang, atau jenis lain dari pengalaman di luar tubuh.

Incubus: Perasaan tertekan di dada, kesulitan bernapas, sensasi seperti dicekik, atau diserang secara seksual oleh makhluk asing.

Intruder: orang yang mengalaminya akan merasa kehadiran yang mengancam di dalam ruangan.

Meski berlangsung dalam waktu relatif singkat, namun banyak orang akan mengingatnya sebagai sesuatu yang mengerikan.

Lalu apa sebenarnya penyebab dan gejala sleep paralysis?

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Minggu (18/7/2021), berikut ini penyebab dan gejala sleep paralysis:

Baca juga: 12 Tips Mengatasi Coronasomnia, Gangguan Tidur Karena Pandemi Covid-19

Penyebab sleep paralysis

Terdapat beberapa faktor yang mungkin menyebabkan sleep paralysis, yaitu:

- Narkolepsi

- Pola tidur tidak teratur, misalnya karena jet lag atau kerja shift

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com