Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Mencari Keteladanan di Masa Pandemi Covid-19

Kompas.com - 23/07/2021, 11:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Vino yang sudah yatim piatu sekarang sudah tidak sendiri lagi. Masih ada kerabat dan tetangga yang mengurusi makan minum serta obat-obatan.

Di berbagai daerah, kesulitan hidup yang diakibatkan pandemi covid melahirkan sosok-sosok Wawan Sopian yang lain.

Seorang pedagang pengisian tabung oksigen di Pasar Pramuka, Jakarta Timur misalnya mengikhlaskan pemberian pengisi tabung oksigen.

Tarif normal isi tabung oksigen kecil Rp 25 ribu, tetapi jika ada pengisi oksigen tengah kesulitan dana maka oleh pedagang berhati mulia ini dibebaskan dari pembayaran.

Pandemi melahirkan solidaritas, tindakan kemanusian yang dilakukan tanpa instruksi.

Tipis toleransi, buta keadaan

Sebaliknya pandemi juga membutakan mata hati dan ketumpulan rasa sosial di sebagian masyarakat. Ironisnya dilakukan oleh wakil rakyat terhormat, yang terpilih menduduki kursi dewan karena pilihan rakyat.

Anggota DPRD Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur seakan mempertontonkan “aspirasinya” dengan melepas masker dan berjoget riang serta menggamit gelas berisi minuman keras.

Saat PPKM Darurat menyulitkan rakyat mencari rezeki kehidupan, malah wakil rakyat memperlihatkan ketidakpeduliannya.

Baca juga: Anggota Dewan Bernyanyi dan Berjoget di Kantor, Ketua DPRD Malaka: Saya Mohon Maaf...

Di saat rakyat diminta patuh terhadap aturan prokol kesehatan ketat, masih ada anggota DPR RI yang menolak melakukan karantina seusai melakukan perjalanan dari luar negeri.

Kerap kekuasaan melahirkan sikap arogan dan merasa hebat di atas segalanya. Sementara di ranah kekuasaan lain, seorang kepala daerah “ngebet” meluncurkan lagu baru gubahannya di saat daerahnya bercokol lama dinobatkan sebagai zona merah.

Seakan rasa berkeseniannya bisa melupakan penderitaan warganya yang masih kesulitan mencari tabung oksigen dan mendapatkan kamar perawatan di rumah sakit.

Di tengah gelimang harta yang melimpah, sepasang suami istri dicokok aparat karena penyalahgunaan narkoba.

Nama besar kakeknya yang diabadikan menjadi sebuah nama tempat peribadatan seakan terlupakan karena ulah dungunya.

Biaya yang dikeluarkan pesohor itu untuk mengkonsumsi obat-obatan terlarang andai disalurkan untuk membantu aksi sosial Wisnu Sopian misalnya, tentu akan banyak warga yang tertolong.

Jangankan kepada para pemilik harta, para pemegang kekuasaan yang berwenang menggunakan kebijakan penggunaan anggaran masih ada yang berpikiran asosial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com