Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mudah Membuat Pupuk dari Daun Kering, Tanaman Subur dan Sehat

Kompas.com - 18/07/2021, 15:06 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu bagian penting dalam berkebun adalah pupuk. Tanaman dapat tumbuh subur, sehat dan cepat berbuah jika ditambahkan pupuk.

Beberapa jenis pupuk bisa digunakan untuk menyuburkan tanaman, salah satunya pupuk kompos organik yang terbuat dari daun kering.

Dedaunan kering dapat dimanfaatkan sebagai kompos, tentunya dengan cara membuat yang mudah dan praktis.

Dilansir dari Kompas.com, berikut ini langkah-langkah membuat kompos yang berasal dari daun kering:

Siapkan bahan-bahan

Bahan yang dibutuhkan untuk membuat kompos daun kering ialah:

  • Satu karung daun kering
  • Nasi aking sebagai dekomposer
  • Satu ember air ukuran sedang
  • Tali plastik secukupnya
  • Langkah pembuatan larutan

Baca juga: Cara Membuat Kompos dari Daun Kering untuk Menyuburkan Tanaman

Langkah pertama membuat pupuk kompos dari daun kering adalah setengah karung daun kering ditumpahkan ke tanah atau area yang kering.

Daun kering sebenarnya bisa langsung digunakan sebagai pupuk. Namun untuk mempercepat proses menjadi kompos, daun kering lebih baik dicampur air dan nasi aking.

Kemudian langkah kedua, campurkan nasi aking ke dalam satu ember air. Fungsi nasi aking tersebut adalah untuk mengundang bakteri pengurai.

Aduk air dan nasi aking hingga larut.

Membuat kompos dari daun kering

Selanjutnya, langkah ketiga yaitu larutan yang sudah dibuat sebelumnya disiramkan ke daun kering secara perlahan.

Aduk daun kering tersebut hingga semua bagian daun terkena larutan dengan merata.

Perhatikan untuk memastikan tingkat kebasahannya hanya sebatas lembap dan tidak becek.

Baca juga: Cara Membuat Kompos dari Sampah Rumah Tangga Tanpa Bau

Langkah berikutnya, jika sudah lembap, masukkan kembali daun ke dalam karung yang sudah berisi setengah daun kering.

Dalam prosesnya, setengah daun kering yang sudah dibasahi dengan air sebelumnya akan turun ke bagian bawah, serta membuat daun kering lain menjadi lembap.

Cara tersebut lebih efektif dan efisien daripada menuangkan semua daun kering yang ada di dalam karung.

Kelima, sisa campuran air dan nasi aking yang masih ada dapat disiramkan semuanya ke dalam karung hingga habis.

Keenam, ikat karung dengan tali plastik (rafia) yang sudah disiapkan.

Ikat dengan kencang dan simpan pupuk di tempat yang gelam, serta diamkan selama seminggu.

Pupuk dilembapkan dan berubah warna

Jika sudah didiamkan selama seminggu, buka ikatan karung dan lembapkan kembali dengan air tanpa nasi aking.

Kemudian ulangi lagi pada seminggu berikutnya, cek kembali apakah pupuk dalam kondisi lembap atau kering.

Baca juga: Ini Cara Mudah Membuat Pupuk Kompos Rumahan

Jika pupuk dalam kondisi kering berikan air, tapi jika masih lembap biarkan pupuk.

Minggu ketiga proses pelembapan, pupuk akan berubah warna menjadi hitam dan teksturnya akan berubah menjadi serbuk.

Hingga minggu keempat, pupuk dapat digunakan dan diaplikasikan ke tanaman.

Demikian cara membuat pupuk atau kompos dari daun kering yang dapat dilakukan sendiri di rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com