Varian Delta, yang pertama kali terdeteksi di India, terkenal sangat menular.
Menurut badan pengendali penyakit Uni Eropa (UE), varian ini bisa segera menjadi 90 persen dari kasus virus corona baru di blok tersebut.
“Sangat mungkin bahwa varian Delta akan beredar luas selama musim panas, terutama di antara individu yang lebih muda yang tidak ditargetkan untuk vaksinasi,” ujar Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa, Andera Ammon seperti dikutip dari CNA, Kamis (24/6/2021).
Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di 6 Provinsi Pulau Jawa dan Nasional, Mana Saja?
Saat ini, varian Alpha yang pertama kali ditemukan di Inggris, menjadi jenis dominan yang beredar di UE.
Ammon menyampaikan, varian Delta lebih menular dibandingkan jenis lainnya.
Pada akhir Agustus, lanjut dia, jenis ini akan mewakili 90 persen kasus baru di UE.
Peringatan tersebut datang saat Rusia memperingatkan lonjakan kasus yang meledak, diperburuk rendahnya tingkat penyerapan vaksin.
Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?
Inggris juga telah melihat varian Delta yang menjadi dominan, tapi telah dilindungi oleh kampanye vaksinasi yang berhasil.
Inggris telah memvaksinasi 82,5 persen orang dewasa dengan setidaknya satu dosis dan 60 persen telah mendapatkan dosis penuh.
“Sangat penting untuk maju dengan peluncuran vaksin dengan kecepatan yang sangat tinggi untuk menghentikan penyebaran varian dan mengurangi dampak kesehatan,” ujar dia.
Diperkirakan, varian Delta (B16172) sebesar 40-60 persen lebih menular dibandingkan varian Alpha (B117).
Baca juga: Beda Varian Delta dengan SARS-CoV-2