Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Lagi Jadwal Gerhana Matahari Cincin di Indonesia? Catat, Ini Tanggalnya!

Kompas.com - 10/06/2021, 09:37 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fenomena astronomi selalu menarik perhatian masyarakat, termasuk Gerhana Matahari Cincin (GMC).

Pada hari ini, Kamis (10/6/2021), Gerhana Matahari Cincin kembali terjadi.

Akan tetapi, Gerhana Matahari Cincin pada hari ini tidak dapat disaksikan dari wilayah Indonesia, melainkan hanya bisa dinikmati di bagian kutub utara.

Baca juga: Fenomena Hujan Es: Kenapa Bisa Terjadi? Berikut Penjelasan BMKG

Kapan lagi GMC bisa disaksikan di Indonesia?

Secara umum, gerhana dapat diprediksi waktu dan tempat kejadiannya. 

Untuk memprediksi keberulangannya secara global, gerhana dikelompokkan ke dalam suatu kelompok yang disebut siklus Saros tertentu.

Fenomena GMC pada 21 Juni 2020 merupakan anggota ke 36 dari 70 anggota pada siklus Saros 137.

Gerhana Matahari sebelumnya yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah GMC pada 10 Juni 2002.

Adapun gerhana yang akan datang yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah GMC 2 Juli 2038.

Meskipun peristiwa GMC di suatu lokasi dapat diprediksi dengan baik, peristiwa tersebut tidak berulang di lokasi tersebut dengan siklus tertentu.

Berikut jadwal GMC kembali bisa diamati di Indonesia:

  • Berdasarkan informasi resmi dari BMKG, GMC akan datang yang dapat diamati di Indonesia yaitu GMC 21 Mei 2031, dengan jalur cincinnya melewati Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.
  • Berikutnya, Gerhana Matahari Cincin akan terjadi pada 14 Oktober 2042 yang jalur cincinnya melewati Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Tmur.

Baca juga: Gerhana Matahari Cincin 10 Juni, Bisakah Dilihat dari Indonesia? 


GMC sebelumnya yang dapat diamati di Indonesia antara lain:

  • GMC pada 22 Agustus 1998, yang jalur cincinnya melewati Sumatera bagian Utara dan Kalimantan bagian Utara
  • GMC 26 Januari 2009 yang jalur cincinnya melewati Sumatera bagian Selatan dan Kalimantan
  • GMC 26 Desember 2019 yang jalur cincinnya melewati Sumatera bagian Utara dan Kalimantan bagian Utara

Gerhana Matahari Cincin yang terjadi pada 26 Desember 2019 merupakan anggota ke 46 dari 71 anggota pada siklus Saros 132.

Gerhana Matahari sebelumnya yang berasosiasi dengan gerhana ini terjadi pada GMC 14 Desember 2001.

Adapun gerhana yang akan datang yang berasosiasi dengan gerhana ini diprediksi pada GMC 5 Januari 2038. 

GMC di Indonesia

Peristiwa Gerhana Matahari Cincin yang dapat disaksikan di Indonesia terakhir terjadi pada 21 Juni 2020, teramati sebagai Gerhana Matahari Sebagian, kecuali di sebagian besar Jawa dan sebagian kecil Sumatera bagian selatan.

Gerhana Matahari Cincin terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat segaris dan pada saat itu piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari.

Akibatnya, saat puncak gerhana, Matahari akan tampak seperti cincin, yakni gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya.

Sementara itu, pada 26 Desember 2019 juga terjadi GMC yang teramati dari wilayah Indonesia.

Baca juga: Ingin Saksikan Gerhana Matahari Cincin 21 Juni 2020? Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Tren
Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Tren
4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com