Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depresi pada Anak, Kenali Gejala dan Penanganannya

Kompas.com - 23/05/2021, 13:10 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Depresi bisa mengenai siapa saja, baik usia dewasa maupun anak-anak.

Depresi pada anak disebabkan oleh banyak hal, dan memiliki gejala yang sangat berbeda-beda. 

Kemarahan dan sifat agresif anak yang berlangsung terus menerus, menetap dalam jangka waktu lama, bisa jadi adalah gejala anak tengah terjebak dalam depresi.

Depresi pada anak harus segera mendapat pertolongan. Karena jika tidak, depresi ini akan menganggu proses belajar, sosialisasi, dan tumbuh kembang anak baik fisik maupun psikis.

Baca juga: Cara Atasi Tantrum Anak Berkebutuhan Khusus Saat Belajar dari Rumah

Gejala anak depresi

Ilustrasi anak marahshutterstock Ilustrasi anak marah
Gejala depresi pada anak bisa bermacam-macam. Dan orang tua biasanya tak langsung mengerti bahwa buah hatinya tengah berada dalam depresi.

Hal ini lantaran gejala yang ada, tak jauh beda dengan sifat anak sedari kecil.

Dilansir dari WebMD, berikut ini adalah tanda atau gejala bahwa buah hati tengah terjebak dalam sedih berkepanjangan atau depresi:

  • Anak gampang tersinggung dan kecewa sehingga berujung dengan marah.
  • Anak terlihat selalu murung, nampak sedih dan kesepian.
  • Anak menarik diri dari lingkungan sosial dan keluarga. Jika dulu anak suka bermain dengan anggota keluarga yang lain, kini anak menjadi lebih sering mengurung diri di dalam kamar.
  • Menjadi lebih sensitif dengan penolakan.
  • Perubahan pola makan, bisa menjadi susah makan atau malah sebaliknya, selalu menuntut makanan dan kudapan lebih dari biasanya.
  • Perubahan pola tidur, baik susah tidur maupun memiliki waktu tidur terlalu lama.
  • Susah berkonsentrasi.
  • Terlihat selalu lesu dan lemah.
  • Sering mengeluh sakit kepala atau sakit perut namun menolak dibawa ke medis.
  • Mengalami kesulitan dalam pelajaran atau kegiatan ekstra di sekolah.  

Masing-masing anak menunjukkan gejala depresi yang berbeda-beda. Di beberapa kasus, ada pula anak yang menjadi berubah penampilannya. 

Baca juga: Manfaat Menyusui untuk Tumbuh Kembang Anak dan Kelekatan Keluarga

Penyebab depresi pada anak

Ilustrasi anak menangisShutterstock Ilustrasi anak menangis
Faktor penyebab anak depresi sangat banyak. 

Namun depresi pada anak ini biasanya dikaitkan dengan kondisi kesehatan fisik anak, kejadian besar dalam lingkup keluarga yang bisa menimbulkan trauma (seperti kematian), riwayat keluarga, pengaruh lingkungan, kerapuhan genetik, atau pengaruh zat-zat kimia. 

Riwayat kesehatan mental keluarga berpengaruh besar terhadap kondisi mental anak. Dalam penelitian, anak dengan riwayat keluarga pengidap depresi biasanya memiliki kesempatan lebih tinggi terkena depresi.

Apalagi anak dengan orang tua yang juga pernah mengidap depresi. Anak ini akan memiliki fase depresi lebih dini daripada anak yang memiliki orang tua sehat fisik dan jiwa.

Baca juga: Hindari Ini Saat Balita Sedang Tantrum

Cara penanganan anak depresi

Jika Anda menemukan beberapa gejala di atas berlansung lebih dari dua minggu pada buah hati Anda, maka segeralah waspada.

Untuk penanganan yang lebih tepat, bawa anak ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan pemeriksaan fisik menyeluruh. Pemeriksaan ini untuk memastikan tak ada gangguan kesehatan serius yang bisa menyebabkan anak larut dalam sedih dan murung berlarut-larut.

Konsultasi dengan psikolog juga bisa dilakukan untuk mendapatkan terapi yang dibutuhkan. 

Dalam mencari penyebab depresi, ahli kesehatan jiwa akan mewawancara anak dan lingkungan di sekitar anak. 

Di beberapa sesi, mereka hanya akan melakukan sesi tanya jawab berdua saja dengan buah hati Anda.  

Baca juga: Penanganan Depresi karena Putus Cinta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com