KOMPAS.com - Selama ini, kebanyakan orang mengetahui bahwa tumbuhan (pohon) menghasilkan oksigen yang diperlukan hewan dan manusia untuk bernapas.
Oksigen merupakan salah satu hasil dari fotosintesis, yakni proses yang dilakukan tumbuhan untuk mengubah sinar matahari menjadi makanan atau energi bagi tumbuhan.
Akan tetapi, tidak banyak yang mengetahui ternyata penghasil oksigen terbesar di Bumi bukan pohon, melainkan mikro-organisme kecil lautan yang bernama fitoplankton.
Fitoplankton mampu menghasilkan sekitar 50-85 persen oksigen di Bumi per tahun, sedangkan tumbuhan (pohon) hanya menghasilkan sekitar 20 persen saja.
View this post on Instagram
Mengutip unggahan Instagram Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Minggu (2/5/2021), fitoplankton adalah organisme jenis plankton yang sering disebut sebagai mikroalga.
Fitoplankton berperan sebagai indikator kontaminasi dan kualitas air, sekaligus sebagai produsen dalam rantai makanan karena mampu meyediakan makanan sendiri.
Fitoplankton memperoleh energi melalui proses fotosintesis, menyerap karbondioksida di atmosfer, dan mengubahnya menjadi oksigen.
Oleh karena itu, fitoplankton harus berada pada bagian permukaan lautan, danau, atau kumpulan air yang lain untuk mendapatkan cahaya matahari.
Peneliti plankton laut dari Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Arief Rachman mengatakan, alasan fitoplankton mampu menghasilkan oksigen lebih banyak dibanding pohon adalah luas lautan.
Dia menyebutkan, perbandingan luas lautan dengan daratan adalah 70:30. Artinya, 70 persen luas Bumi adalah lautan.
"Sementara, fitoplankton itu ada di seluruh permukaan lautan, mulai dari tropis hingga kutub," kata Arief saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/5/2021).
Dari hasil kajian LIPI, fitoplankton tidak hanya bermanfaat menghasilkan oksigen, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengikat karbondioksida dari atmosfer.
Untuk diketahui, karbondioksida merupakan salah satu komponen gas rumah kaca yang dapat membuat suhu atmosfer di bumi menjadi lebih panas.
Riset mutakhir menunjukkan, kemampuan fitoplankton mengikat karbondioksida dari atmosfer kurang lebih setara dengan kemampuan seluruh tumbuhan yang ada di daratan.
Kemampuan tersebut membuat fitoplankton berfungsi penting sebagai pengendali iklim global, tanpanya atmosfer dan iklim di bumi akan menjadi lebih panas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.