Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 di India Melonjak Drastis, 6 Negara Batasi Perjalanan

Kompas.com - 23/04/2021, 12:45 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sejumlah negara melakukan pembatasan perjalanan dengan India usai negara itu mengalami tsunami Covid-19.

India melaporkan lebih dari 300.000 kasus baru infeksi positif virus corona dalam beberapa hari terakhir. 

Lonjakan kasus tersebut diperkirakan akibat adanya varian baru virus corona B1617 yang dijuluki sebagai ‘mutan ganda’.

Baca juga: Gelombang Kedua Corona di India: Rumah Sakit dan Krematorium Kewalahan

Melansir dari Straits Times, julukan mutan ganda tersebut karena adanya dua mutasi kunci pada protein lonjakan virus yang dipakai mengikat sel lebih efektif dalam menyebabkan infeksi.

Kedua mutasi virus ini adalah L452R yang memperluas transmisi virus dan mengurangi kemanjuran antibodi serta mutasi E484Q yang memberi virus peningkatan sifat pengikatan sel dan penghindaran kekebalan.

Berikut ini sejumlah negara yang melakukan pembatasan dengan India:

1. Amerika Serikat

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat telah menempatkan India di antara negara-negara “level 4” yang berarti memiliki tingkat kasus Covid-19 sangat tinggi.

Melansir dari laman resminya, CDC juga menyarankan seluruh wisatawan untuk menghindari semua perjalanan ke India.

Larangan tersebut juga untuk wisatawan yang telah divaksinasi penuh.

Baca juga: Kasus Harian Covid-19 di India Tembus 260.000 Kasus, Apa Penyebabnya?

2. Inggris

Inggris pada Senin (19/4/2021) juga memberlakukan pembatasan perjalanan ketat di India usai ledakan kasus di negara tersebut.

Keputusan tersebut keluar setelah beberapa jam Perdana Menteri Boris Johnson membatalkan perjalanannya ke New Delhi.

Melansir dari Straits Times, Menteri Kesehatan Matt Hancock juga mengatakan bahwa India telah ditambahkan ke daftar merah negara Inggris yang berarti seluruh kedatangan dari negara India kecuali warga negara Inggris atau Irlandia dilarang.

Adapun warga negara tersebut bersama dengan orang asing yang tinggal di Inggris harus membayar jumlah besar untuk tinggal di karantina hotel selama 10 hari usai kembali dari daftar merah negara termasuk yang baru kembali dari India.

Baca juga: Update Corona Global: 5 Negara Kasus Terbanyak | India Catatkan Kasus Harian Tertinggi di Dunia

3. Hong Kong

Hong Kong menangguhkan penerbangan dari India, Pakistan, dan Filipina mulai 20 April selama dua minggu.

Pelarangaan tersebut dilakukan usai adanya mutan N501Y yang terdeteksi di Pusat Keuangan Asia.

Ketiga negara tersebut dimasukkan ke dalam negara dengan “risiko sangat tinggi”.

Hongkong melarang perjalanan dari India masuk ke negaranya termasuk bagi para warga negaranya sendiri.

4. Singapura

Singapura mengurangi persetujuan masuk bagi warga negara non Singapura dan penduduk tidak tetap yang dating dari India mulai Selasa 20 April 2021.

Sementara itu mulai Kamis (22/4/2021) semua pelancong dari India juga harus memberikan pemberitahuan tinggal di rumah selama 7 hari tambahan setelah wajib 14 hari di fasilitas karantina.

Para wisatawan akan diuji Covid-19 pada akhir hari ke 14 dan akhir hari ketujuh.

Adapun pekerja migran yang datang dari India yang bekerja di sektor konstruksi, dan kelautan akan diminta tinggal selama 21 hari.

Baca juga: Hong Kong Tangguhkan Penerbangan dari 3 Negara Ini akibat Covid-19

5. Selandia Baru

Mulai 11 April 2021 hingga 28 April 2021, Selandia Baru menangguhkan sementara masuknya pelancong dari India termasuk warganya sendiri.

"Kami untuk sementara menangguhkan masuk ke Selandia Baru bagi para pelancong dari India," kata Perdana Menteri Jacinda Ardern dikutip dari Indian Express.

Langkah tersebut diambil usai Selandia Baru mencatat 23 kasus baru di perbatasan di mana diantaranya berasal dari India.

6. Kanada

Melansir dari Bloomberg, Kanada juga melarang penerbangan langsung dari India dan Pakistan selama 30 hari ke depan. Pembatasan tersebut mulai berlaku Kamis (22/4/2021).

Beberapa provinsi di Kanada telah mencatat sejumlah kasus varian dari India.

Menteri Kesehatan Patty Hajdu mengatakan India menyumbang 20 persen dari volume perjalanan udara ke Kanada. Namun dari jumlah itu lebih dari 50 persen dinyatakan positif saat dites di perbatasan.

“Mengingat jumlah kasus Covid-19 yang lebih tinggi yang terdeteksi pada penumpang udara yang tiba ke Kanada dari India dan Pakistan, Transport Canada mengeluarkan pemberitahuan kepada penerbang, atau NOTAM, untuk menghentikan lalu lintas udara penumpang langsung dari negara-negara tersebut,” Menteri Transportasi Kanada Omar Alghabra dikutip dari Bloomberg.

Baca juga: 4 Instruksi Presiden Jokowi Terkait Operasi Pencarian KRI Nanggala-402

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com