Mulanya, saat langkah buang (exhaust), piston bergerak dari titik mati bawah ke titik mati atas dan ketika itu katup buang akan terbuka.
Kemudian, piston mendorong gas buang yang ada di dalam ruang bakar untuk keluar melalui katup buang yang sedang terbuka.
Jayan mengungkapkan, proses tersebut memang bertekanan sehingga disalahgunakan untuk mengisi tekanan ban.
Apabila ingin mendapatkan tekanan gas yang tinggi, proses exhaust tersebut diulang secara terus menerus.
"Dan yang dimasukkan ke dalam ban itu bukan udara, tapi gas buang (emisi gas buang) yang suhunya tinggi," papar Jayan.
Baca juga: Viral Video Kecelakaan Tunggal di Tol Pemalang-Batang, Mobil Ditembus Besi Pembatas Jalan
Sekali lagi, tegasnya, ia tidak menyarankan untuk mengisi tekanan ban melalui kompresi pembuangan.
Sebagai langkah antisipasi, Jayan memiliki tips agar tidak kerepotan saat ban sepeda motor tiba-tiba kempis atau bocor di tengah jalan.
"Pake ban tubeless aja kalo kempis kan pelan-pelan masih ada kesempatan sampai menemukan tukang tambal ban. Atau ban diisi cairan gel yang banyak dijual di pasaran, jadi gak bisa kempis sampai habis," pungkas dia.
Baca juga: Viral, Video Detik-detik Bus di Temanggung Terguling Setelah Hindari Pengendara Sepeda Motor
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.