Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Triple Konjungsi Bulan-Saturnus-Jupiter Terjadi Selama 3 Hari, Ini Cara Menyaksikannya

Kompas.com - 03/04/2021, 15:15 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memprediksi akan terjadi triple konjungsi antara Bulan, Jupiter, dan Saturnus pada 6-8 April 2021.

Mengutip laman Planetarium Jakarta, konjungsi dalam astronomis berarti kesearahan lokasi benda langit apabila diamati dari Bumi.

Dalam pekan pertama bulan April 2021 ini, setidaknya Lapan menyebut akan ada 3 fenomena astoronomi, salah satunya adalah triple konjungsi antara Bulan, Saturnus, dan Jupiter ini.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh LAPAN (@lapan_ri)

Baca juga: Fenomena Langit Hari Ini, Hari Tanpa Bayangan dan Konjungsi Bulan-Antares

Konstelasi Capricornus

Peneliti di Pusat Sains dan Antariksa Lapan, Andi Pangerang menyebut konfigurasi dari konjungsi ini akan berbeda-beda mulai dari tanggal 6, 7, dan 8 April.

"Untuk tanggal 6 April, posisi ketiganya akan nyaris lurus dengan urutan dari paling rendah hingga paling tinggi di ufuk timur-tenggara: Jupiter-Saturnus-Bulan," kata Andi.

Jarak sudut antara Jupiter dengan Saturnus sebesar 12,42 derajat dan jarak sudut antara Saturnus dengan Bulan sebesar 8,03 derajat, ketiganya terletak di konstelasi Capricornus.

"Untuk tanggal 7 April, posisi ketiganya akan seperti segitiga siku-siku sama kaki dengan urutan dari rendah ke tinggi dari ufuk timur-tenggara: Jupiter-Bulan-Saturnus," jelas dia.

Ketiganya masih ada di konstelasi Capricornus.

Sementara pada hari ketiga atau 8 April 2021, posisinya hampir sama seperti tanggal 6 yakni nyaris membentuk garis lurus.

"Akan tetapi, urutannya berbeda, dari rendah ke tinggi di ufuk timur-tenggara: Bulan-Jupiter-Saturnus. Jupiter dan Saturnus sama-sama terletak di konstelasi Capricornus sedangkan Bulan sudah bergeser ke Aquarius," papar Andi.

Baca juga: Fenomena Langit Malam Ini, Konjungsi Bintang Raksasa Merah Pollux dan Bulan

Posisi tersebut berubah-ubah, karena benda-benda langit tersebut masing-masing bergerak di orbitnya.

"Dari kacamata pengamat di Bumi, gerak semu harian Bulan lebih cepat dibandingkan dengan Jupiter dan Saturnus, sehingga terkadang Bulan berada di dekat Saturnus, terkadang Bulan berada di antara Saturnus dan Jupiter, bahkan terkadang Bulan menjauhi keduanya," ungkap Andi.

Bisa disaksikan

Andi menyebut triple konjungsi Bulan-Saturnus-Jupiter dapat disaksikan sejak pukul 03.00 dini hari dari arah timur-tenggara atau antara timur dan tenggara hingga sekitar 20-24 menit sebelum Matahari terbit.

"Ketika berakhirnya fajar bahari (nautical twilight) dan berganti ke fajar sipil/ugahari (civil twilight) Jupiter dan Saturnus sulit diamati, karena kecerlangan langit lebih dominan dibandingkan kecerlangan Jupiter dan Saturnus," papar dia.

Sementara saat langit masih gelap, Saturnus dan Jupiter akan terlihat seperti bintang namun tidak berkedip, dan lebih terang serta relatif lebih besar dibandingkan dengan bintang-bintang yang lain.

Baca juga: Ingin Lihat Merkurius dan Jupiter di Langit? Amati Besok Pagi Sebelum Matahari Terbit

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com