Golkar merupakan partai yang paling mendominasi politik Indonesia.
Pada pemilihan umum (Pemilu) 1997, partai dengan ciri khasnya yang berwarna kuning dan logo pohon beringin ini meraih total suara mencapai 72 persen.
Baca juga: Mengenang Sosok Bung Hatta, dari Sepatu Bally hingga Tak Mau Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
Setelah berhasil menjadi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar, Sudharmono diberi tanggung jawab menjadi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg).
Pencapaian ini pun menjadikannya Mensesneg keempat di Indonesia. Periode jabatan Sudharmono, yaitu 8 April 1972 sampai 21 Maret 1988.
Selain itu, pada 1 Oktober 1982 sampai 19 Maret 1983, Sudharmono sempat menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri.
Baca juga: Profil Wakil Presiden RI: Adam Malik (1978-1983)
Pada Sidang Umum MPR Maret 1988 ada pembahasan mengenai pemilihan wakil presiden.
Muncul ketegangan dalam sidang tersebut karena peserta sidang terbagi menjadi dua kubu. Satu menjagokan Try Sutrisno, satunya lagi mengusung nama Sudharmono sebagai calon wakil presiden.
Sudharmono menyandang rangkap jabatan. Arsip Perpusnas menyebut statusnya sebagai Ketua Umum DPP Golkar termasuk unsur sipil (jalur G) dan birokrasi (jalur B).
Baca juga: Profil Presiden Keenam RI: Susilo Bambang Yudhoyono
Sementara Jenderal TNI Try Sutrisnoyang menjabat Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Pangab), dijagokan Golongan Karya unsur militer (jalur A) yang dimotori Menkopolkam LB Moerdani.
Kubu yang menentang Sudharmono rata-rata keberatan karena meski menempuh pedidikan militer, Sudharmono jarang memimpin pasukan dan lebih banyak berurusan dengan birokrasi.
Perpusnas juga mencatat, sampai ada tuduhan bahwa Sudharmono terlibat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk mematahkan pengusulannya menjadi wakil presiden.
Untuk diketahui, selama pemerintahan Soeharto keberadaan atau cap PKI menjadi ketakutan tersendiri. Hal ini berkaitan dengan genosida massal dan diskriminasi hak hanya karena perbedaan pandangan politik.
Maka, tuduhan PKI terhadap Sudharmono langsung dibantah. Sampai akhirnya, Presiden Soeharto pun menunjuk Sudharmono untuk dipilih MPR jadi wakil presiden.
Baca juga: Profil Presiden Kelima RI: Megawati Soekarnoputri
Dilansir dari catatan Perpusnas, Sudharmono sempat terlibat dalam keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1988 (Supersemar).
Supersemar merupakan mandat yang diberikan oleh presiden pertama Indonesia Soekarno kepada Soeharto yang kala itu masih menjabat sebagai Panglima Angkatan Darat.