Mengutip laman TNI, SBY kemudian melanjutkan pendidikan ke Amerika Serikat mulai dari 1976-1983.
Pada 1985, ia kembali ke Tanah Air dan mengikuti Kursus Komando Batalyon (1985)
dan Sekolah Komando Angkatan Darat (1988-1989).
Selain di bidang militer, SBY juga menempuh pendidikan tinggi, dan memperoleh gelar Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri, AS.
Sementara, gelar Doktor yang disandangnya merupakan gelar Doktor Honoris Causa yang diperoleh pada tahun 2006 dari Universitas Keio, Tokyo, Jepang.
Baca juga: Profil Presiden Kedua RI: Soeharto
SBY menikahi seorang anak jenderal, yakni Kristiani Herawati yang merupakan putri dari Letjen Sarwo Edhie Wibowo dan Siti Sunarti Sri Hadiyah pada 30 Juli 1976.
Dari pernikahan itu, SBY dikaruniai 2 orang putra yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).
Kedua putranya menekuni 2 bidang yang berbeda, AHY menempuh pendidikan dan karier militer seperti SBY, meski akhirnya memutuskan untuk keluar dan terjun di dunia politik.
Agus kini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat
Sementara, Ibas mendalami ilmu ekonomi dan saat ini sama-sama ada di dunia politik.
Di bidang militer, karier SBY terbilang bersinar. Ia sudah pernah menjabat berbagai macam posisi mulai dari Dan Tonpan, Dan Kipan, Dan Yonif, Dan Brigif, Danrem, Kasdam Jaya, Pangdam II/Sriwijaya. Kepala Staf Teritorial, dan lain-lain.
SBY juga sempat ditugaskan sebagai Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina sejak awal November 1995.
Ia pun memutuskan untuk mengundurkan diri dari dunia militernya pada 27 Januari 2000 dan pensiun dengan pangkat Jenderal Bintang 4.
Sepanjang karier di bidang militer, SBY mendapat banyak penghargaan, sebut saja Satya Lencana Uniter Nations Peacekeeping Force (UNPF) pada 1996, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya pada 1998, Bintang Maha Putera Utama di tahun 1999, dan lain-lain.
Baca juga: Profil Presiden Ketiga RI: Bacharuddin Jusuf Habibie
Dari dunia militer, SBY masuk ke dunia politik, sebagaimana tertulis di laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ketika itu, ia mengawalinya sebagai Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben) pada era pemerintahan Abdurrahman Wahid atau Gusdur.