KOMPAS.com - Di media sosial Facebook, beredar unggahan yang menyebut bahwa vaksin Covid-19 produksi Sinovac sudah diproduksi sebelum pandemi virus corona.
Persepsi ini muncul ketika ada informasi bahwa vaksin Covid-19 CoronaVac akan kedaluwarsa pada 25 Maret 2021, dan vaksin memiliki masa kedaluwarsa 2 tahun.
Informasi tersebut telah diklarifikasi oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi.
Diberitakan Kompas.com, Minggu (14/3/2021), Nadia mengatakan bahwa vaksin yang akan kedaluwarsa itu merujuk kepada vaksin CoronaVac pengadaan batch pertama.
"Vaksin ini telah kita gunakan untuk diberikan kepada 1,45 juta tenaga kesehatan dan 50.000 orang pemberi pelayanan publik. Saat ini, vaksin ini sudah habis kita gunakan," kata Nadia.
Ketua Tim Uji Klinis Nasional Vaksin Covid-19 Kusnandi Rusmil mengatakan, vaksin Covid-19 CoronaVac memiliki masa kedaluwarsa dua tahun.
Oleh karena itu, vaksin CoronaVac yang saat ini siap suntik harus segera dihabiskan.
Hal itu disampaikannya dalam diskusi virtual bertajuk "Memahami Covid-19 dan Mutasi Virus", Sabtu (13/3/2021).
Baca juga: Kemenkes: Vaksin yang Kedaluwarsa 25 Maret 3 Juta Dosis, Sudah Habis Dipakai
Kusnandi mengatakan, pernyataan yang dia sampaikan di atas, tidak tepat jika diartikan bahwa vaksin CoronaVac telah dibuat sejak dua tahun yang lalu atau sebelum pandemi Covid-19 merebak.
"Bukan vaksin Sinovac itu dibikin 2 tahun lalu, enggak begitu," kata Kusnandi, saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/3/2021).
Kusnandi menjelaskan, setiap jenis vaksin masa kedaluwarsanya berlainan.
Biasanya, vaksin bertipe inactivated seperti CoronaVac memiliki masa berlaku antara satu sampai dua tahun.
"Untuk Sinovac itu juga antara 1 sampai 2 tahun, ada juga yang kurang dari 6 bulan," kata Kusnandi.
Dia mengatakan, vaksin CoronaVac, yang saat ini digunakan untuk program vaksinasi, bisa juga dipercepat masa kedaluwarsanya oleh Bio Farma, agar lebih cepat dihabiskan.