"Fitur ini ditujukan untuk penggunaan nostalgia, yaitu untuk menghidupkan kembali leluhur tercinta," tulis pihak MyHeritage.
Selain itu, pihak MyHeritage juga mengakui, beberapa orang menyukai fitur nostalgia ini dan menganggapnya ajaib.
"Hasilnya bisa jadi kontroversial, dan sulit untuk tetap acuh tak acuh pada teknologi ini," lanjut pihak MyHeritage.
Dikutip dari People, (4/3/2021), Pendiri dan CEO MyHeritage, Gilad Japhet, mengungkapkan bahwa fitur ini memberikan cara baru yang mendalam untuk terhubung dengan sejarah keluarga mereka.
Menurutnya, MyHeritage membantu orang mengalami sejarah keluarga mereka tidak seperti sebelumnya.
Baca juga: Mengenal Korset, Pakaian Dalam dari Abad Ke-15 yang Kembali Populer
Menurut siaran pers dari MyHeritage, Deep Nostalgia dikembangkan bekerja sama dengan D-ID, perusahaan yang berspesialisasi dalam pemeragaan video dengan menggunakan teknik AI yang disebut deep learning.
Adapun teknk ini menggunakan video cetak biru yang direkam sebelumnya oleh karyawan di MyHeritage, atau "pengemudi".
Kemudian perusahaan dapat mengarahkan gerakan untuk setiap wajah di foto yang diunggah.
Animasi dipilih berdasarkan orientasi wajah dalam gambar dan terdiri dari gerak tubuh manusia nyata, seperti tersenyum, berkedip, mengangguk, dan bergerak.
Hasilnya, pengguna dapat melihat gambaran realistis tentang bagaimana seseorang bisa bergerak dan terlihat jika terekam dalam video.
Baca juga: Kekasih Menghilang Tanpa Kabar dan Kepastian, Apakah Itu Ghosting?
Untuk mengoptimalkan hasil tersebut, MyHeritage mengatakan bahwa mereka menggunakan penambah foto mereka, yang meningkatkan resolusi dan fokus pada wajah yang buram dan beresolusi rendah.
Deep Nostalgia juga berfungsi pada foto yang telah diwarnai atau warnanya dipulihkan dengan MyHeritage In Color.
Sejauh ini, perusahaan telah memberikan contoh dengan tokoh-tokoh terkenal seperti Marie Curie, Amelia Earhart dan Charles Darwin.
Meski begitu, pengguna dapat melihat hasil yang berbeda-beda tergantung pada video, sudut, dan aksesori di wajah, jelas MyHeritage di situs web mereka.
"Teknologi terkadang perlu mensimulasikan bagian yang tidak muncul dalam foto asli, seperti gigi atau telinga, dan kualitas hasil akhirnya mungkin berbeda," ujar perusahaan tersebut.