Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Direktur STIK Tamalatea Makassar Meninggal Akibat Vaksin Corona

Kompas.com - 26/02/2021, 15:29 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Di media sosial, beredar informasi bahwa Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Tamalahe Makassar, Eha Soemantri, meninggal dunia akibat vaksin virus corona.

Informasi ini menyebar setelah Eha meninggal dunia beberapa hari pasca menerima dosis kedua vaksin Covid-19.

Pihak RS tempat Eha dirawat dan Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) Sulawesi Selatan membantah hal itu. Eha meninggal dunia akibat infeksi virus corona, bukan karena vaksin yang diterimanya.  

Narasi yang beredar

Akun Facebook Anggun AL Haq membagikan informasi mengenai kematian Direktur Pascasarjana STIK Tamalatea Makassar Eha Soemantri.

Dalam narasi unggahan yang dibaginya pada 22 Februari 2021, Anggun menuliskan bahwa vaksin Covid-19 harus dihindari karena membahayakan. 

Berikut ini adalah narasi yang dibagikan akun tersebut:

"Bukan provokasi tp KEBENARAN tdk boleh kita tutupi
KEMATIAN mmg rahasia Allah tp setidaknya kita bisa hindari sesuatu yang membahayakan buat diri kita bila kita sdh tahu bhw itu membahayakan..

#Tolak_vaksin

*Direktur STIK Tamalatea Meninggal, Sudah 2 Kali Vaksinasi Covid-19*

Muhammad Yunus
Jum'at, 19 Februari 2021.

Direktur Pascasarjana STIK Tamalatea Makassar dan Bendahara Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan masyarakat Dr Eha Soemantri, S.KM, M.Kes.

SuaraSulsel.id -

Kabar duka datang dari Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat (Persakmi). Kader terbaiknya, Dr Eha Soemantri, S.KM, M.Kes meninggal dunia.

Eha meninggal di ICU Rumah Sakit Wahidin Sudiro Husodo. Setelah salat subuh. *Kabar beredar, sebelumnya Eha dirawat karena terinfeksi Covid-19.*

Eha sendiri sebeumnya sudah divksin. Namanya masuk dalam penerima vaksin pertama di Sulsel. Bersama beberapa pejabat Pemprov Sumsel da Forkopimda di Sulsel.

Pada tanggal 28 Januari, Bendahara Persakmi Sulsel ini menerima vaksinasi tahap dua di RSKD Dadi."

Dalam unggahan yang sudah 7 kali dibagikan dan mendapat 14 emoji ini, pengunggah juga turut menampilkan satu video dan satu gambar.

Video berisi testimoni dari almarhumah sesaat setelah menerima vaksin. Sementara foto yang diunggah merupakan kabar duka tentang kematian Eha.

Tangkapan layar unggahan Facebook yang menyebut kematian Eha Soemantri akibat Vaksin Covid-19 yang diterimanyaFacebook Tangkapan layar unggahan Facebook yang menyebut kematian Eha Soemantri akibat Vaksin Covid-19 yang diterimanya

Penelusuran Kompas.com

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, pihak RS Wahidin Sudirohusodo sudah memberikan keterangan terkait kematian Eha.

Diberitakan Kompas.com, 24 Februari 2021, Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang RSUP Wahidin Sudirohusodo, Mansyur Arif, membantah kematian Eha karena vaksin Covid-19 yang diterimanya.

Ia menjelaskan, Eha pertama kali menerima vaksin dosis pertama pada 14 Januari 2021. Lima hari sebelum pemberian dosis kedua (dijadwalkan 28 Januari 2021), yang bersangkutan pergi ke luar kota selama beberapa hari.

Kemudian, setelah kembali ke Makassar, pada 28 Januari 2021, Eha menerima vaksin dosis kedua sesuai jadwal.

Tiga hari setelah vaksin dosis kedua diberikan, 31 Januari 2021, Eha mengalami sesak napas, batuk, dan demam.

"ES kemudian terkonfirmasi Covid-19 pada 5 Februari 2021 berdasarkan rapid test antigen dan swab PCR. Selanjutnya dilakukan tracing terhadap klaster keluarga, bahwa suami dan anak juga terkonfirmasi positif Covid-19," kata Mansyur.

Mansyur menyebutkan, Eha kemungkinan terpapar virus corona beberapa hari sebelum menerima vaksin dosis kedua. Gejala baru muncul beberapa waktu setelahnya.

"Gejala yang timbul di hari ketiga setelah vaksinasi kedua, menunjukkan bahwa kekebalan tubuh saat vaksinasi pertama belum terbentuk secara maksimal," ujar dia.

"Jadi kematian Almarhumah bukan karena vaksinasi Covid-19," kata Mansyur.

Sementara itu, mengutip informasi di laman Kementerian Komunikasi dan Informatika, Komda KIPI Sulawesi Selatan juga mengklarifikasi hal yang sama pada 23 Februari 2021.

Komda KIPI menegaskan, Eha yang meninggal dunia pada 8 Februari 2021, sebelumnya telah  terkonfirmasi positif Covid-19.

Jadi, tidak benar bahwa kematian Eha karena vaksin yang ia terima.

Komda KIPI Sulawesi Selatan juga menyebutkan, dibutuhkan waktu hingga 28 hari setelah dosis pertama diberikan untuk terbentuk kekebalan tubuh yang optimal.

Kesimpulan

Tidak benar bahwa Eha Soemantri meninggal akibat vaksin Covid-19 yang diterimanya.

Eha meninggal akibat terinfeksi Covid-19 dan kondisinya sempat memburuk hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir pada 8 Februari 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com