Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Tan Malaka dan Perjalanan Hidupnya...

Kompas.com - 21/02/2021, 11:04 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Pasukan gerilya Pembela Proklamasi

Tapi Soekarno mengungguli Tan Malaka dengan membawa Sutan Sjahrir ke kekuasaan sebagai perdana menteri.

Lalu Tan Malaka membuat koalisi yang disebut Persatuan Perjuangan untuk menentang setiap usaha diplomasi dengan Belanda. Metode itu disukai Sjahrir.

Pada saat Sjahrir mengundurkan diri pada Februari 1946, Tan Malaka diminta untuk membentuk Kabinet.

Namun, anggota koalisi gagal mencapai kesepakatan dan Sjahrir dipanggil kembali.

Baca juga: Sepak Terjang Ruhana Kuddus, Penerima Gelar Pahlawan Nasional 2019

Tan Malaka berusaha melakukan kudeta dan terperangkap dalam rencana orang lain. Dia ditangkap pada 6 Juli 1946 dan ditahan selama dua tahun tanpa pengadilan.

Saat itu, Belanda dan Indonesia berperang untuk menguasai negara. Soekarno-Hatta juga menjadi tahanan dan banyak pemimpin komunis terbunuh.

Setelah pemberontakan PKI/FDR berhasil ditumpas pada akhir November 1948, dia menuju Kediri dan membentuk pasukan Gerilya Pembela Proklamasi.

Tujuannya adalah sebagai perlawanan total terhadap Belanda demi mewujudkan prinsip: Merdeka 100 Persen. Namun, upaya Tan Malaka tidak mendapat dukungan dari TNI.

Pihak TNI memutuskan mengakui resolusi dewan PBB yang menetapkan jalan perundingan dan menjamin kemerdekaan Indonesia dan tidak ingin diganggu oleh suatu perjuangan rakyat.

Baca juga: 4 Oktober 1965, 7 Jenazah Pahlawan Revolusi Dievakuasi dari Sumur Lubang Buaya

(Sumber: Kompas.com/Jawahir Gustav Rizal, Vina Fadhrotul Mukaromah | Editor: Inggried Dwi Wedhaswary, Sari Hardiyanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com