Melansir Britannica, setelah kembali dari Eropa pada 1919, Tan Malaka mulai mendukung pergerakan doktrin komunis.
Bahkan, di tahun berikutnya, ia berusaha mengubah pemogokan pegawai pegadaian pemerintah menjadi pemogokan umum.
Akan tetapi, upaya tersebut gagal. Pejabat Belanda pun memerintahkannya untuk meninggalkan Hindia Belanda.
Mengutip Kompas.com, 11 Oktober 2020, pada 1922 Tan Malaka sempat mewakili Indonesia dalam Kongres Keempat Komintern (Komunis Internasional).
Baca juga: Deretan Perayaan Unik di Hari Pahlawan
Di sana dia ditunjuk sebagai agen Komitmen untuk Asia Tenggara dan Australia.
Lalu pada 1926 Tan Malaka menentang pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan disalahkan oleh pendukungnya atas kegagalan pemberontakan.
Tahun selanjutnya dia mengorganisir sebuah kelompok di Bangkok yang disebut sebagai Partai Republik Indonesia.
Tujuannya untuk mengembangkan kader bawah tanah yang akan bekerja di Indonesia.
Partai ini memperoleh kekuatan, tetapi hanya sedikit keberhasilan yang terlihat dalam melemahkan pemerintahan kolonial.
Kemudian dia kembali ke Jawa pada 1944 pada saat pendudukan Jepang dalam Perang Dunia II. Tan Malaka ikut bersaing dalam memperebutkan kekuasaan dengan Presiden Indonesia Soekarno.
Baca juga: Mengenang Kelahiran Soekarno, Sosok dan Ajarannya