Awalnya, kalender Imlek justru berbasis peredaran semu tahunan Matahari atau Suryakala/Solar/Syamsiah.
Dalam satu tahun, dibagi ke dalam lima fase sesuai dengan jumlah unsur dalam Wuxing (secara harfiah bermakna lima unsur) yakni Kayu, Api, Tanah, Logam dan Air.
Setiap fase berumur 72 hari dan dibagi kembali menjadi dua bulan berumur 36 hari, sehingga dalam satu tahun mengandung 10 bulan dan 360 hari.
Selanjutnya, kalender mengalami perubahan dari masa ke masa sehingga pada akhirnya pada perubahan zona waktu dari waktu tolok Shanghai (UT+8.05.43) ke waktu tolok Tiongkok (UT+8) sejak 1901 memengaruhi perhitungan 24 chi dan fase Bulan baru.
Hingga tahun 1949, Tiongkok menerapkan waktu musim panas (daylight saving time) dengan menambahkan 1 jam ketika musim semi dan musim panas (menjadi UT+9) dan mengembalikan waktu ke semula ketika musim gugur dan dingin (menjadi UT+8).
Sejak 1949 hingga 1985, Tiongkok tidak menetapkan waktu musim panas. Sedangkan, sejak 1985 hingga 1991, Tiongkok menerapkan kembali waktu musim panas.
Tiongkok menghapus waktu musim panas sejak 1992 dan berlaku hingga saat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Lihat postingan ini di Instagram