Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Sakit Penuh Itu Nyata, Ini Cerita Sulitnya Mencari Ruang Perawatan RS...

Kompas.com - 12/01/2021, 07:05 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

"Mereka pun nyerah, 'Aduh mohon maaf banget memang keadaannya full begini', dia bilang begitu," ujar Ratna.

Akhirnya masuk IGD

Karena gagal mendapatkan rumah sakit di daerah Bekasi, akhirnya Ratna mengusulkan agar kakak iparnya dibawa ke sebuah rumah sakit di kawasan Jakarta Pusat. 

"Kebetulan kakakku dulu perawatannya di sana. Kami bawa naik mobil pribadi. Ya udah, akhirnya pasien dalam kondisi kritis seperti itu kami bawa ke mobil, dipangku," kata Ratna.

Sesampainya di rumah sakit itu, ternyata kondisi ruang IGD juga penuh. Pada pukul 19.30 WIB, Ratna akhirnya berhasil mendapatkan satu bed untuk kakak iparnya.

"Tapi baru dipasang oksigen doang. Belum ada dokter yang megang," ujar Ratna.

"Sekitar jam 22.00-an baru ada beberapa nakes yang coba pasang kateter, terus pasang oksigen. Kebetulan kakakku ada luka di leher, bekas (terapi) sinar, itu dibersihkan," kata dia.

Saat itu, Ratna masih terus berusaha menghubungi teman-temannya dengan harapan bisa membantu kakak iparnya agar bisa mendapat kamar perawatan di rumah sakit itu. Akan tetapi, hasilnya nihil.

Akhirnya, pada pukul 23.00 WIB kakak ipar Ratna masuk ke ruang resusitasi di IGD, yang dikhususkan untuk pasien dalam kondisi tidak sadar.

Di rumah sakit, kondisi kakaknya terus menurun.

Pada Rabu (6/1/2021) sekitar pukul 15.00 WIB, dokter mengatakan bahwa kakak iparnya telah meninggal dunia.

"Dokter bilang ini sudah (meninggal), terus mesin di sampingnya juga sudah garis lurus. Saya ya sudahlah, itu yang terbaik," kata Ratna.

Ratna mengatakan, dari pengalaman yang telah ia lalui, kesulitan mendapatkan kamar rumah sakit bagi pasien non Covid-19 di saat pandemi ini adalah hal yang nyata.

"Ini enggak main-main. Kalau kamu belum ngalamin, kamu masih bisa abai," ujar Ratna.

Dia mengungkapkan, kematian kakak iparnya sempat membuatnya merasa tidak berdaya, dan berharap bisa berbuat lebih untuk menyelamatkannya.

"Perasaan enggak berdaya itu enggak bisa saya lepaskan," kata Ratna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com