Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Sakit Penuh Itu Nyata, Ini Cerita Sulitnya Mencari Ruang Perawatan RS...

Kompas.com - 12/01/2021, 07:05 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

"Disebutin waktu itu, yang tipe B rumah sakitnya ini, ini, sama ini. Saya datengin itu satu-satu di seputaran Bekasi itu," kata Ratna.

"Mulai dari rumah sakit yang menerima BPJS, karena kebetulan kakakku ASN kan, jadi dia pakai BPJS. Terus saya dateng ke beberapa rumah sakit, baik yang swasta maupun yang menerima BPJS," kata dia.

Dari beberapa rumah sakit yang dia kunjungi, Ratna mengaku menyaksikan sendiri bahwa ruang IGD terisi penuh oleh pasien-pasien yang butuh pertolongan.

"Salah satu rumah sakit itu bilang ada itu space, tapi itu duduk. Jadi di kursi aja gitu dijejer. Nah, kalau kondisi seperti kakakku itu kayaknya enggak memungkinkan dibawa ke IGD yang seperti itu. Terus saya pindah lagi, ke rumah sakit lain lagi," kata Ratna.

Ratna mengatakan, kakaknya dipastikan negatif Covid-19, karena dia selalu menjalani tes swab PCR, sebelum menerima kemoterapi.

"Seminggu sebelumnya, kakakku kemoterapi kan. Selalu sebelum kemoterapi kakakku swab. Ketika ditanyain, karena masih seminggu ya masih berlaku. Negatif sih selama ini, alhamdulillah," kata Ratna.

Baca juga: Berkaca dari Italia, Apa yang Dilakukan Saat Rumah Sakit Penuh?

IGD penuh, pasien tidak bisa turun dari ambulans

Di rumah sakit berikutnya, pemandangan yang dia saksikan lebih mengejutkan lagi. Ada tiga ambulans yang stand-by di depan IGD, dan di dalamnya masih ada pasien yang belum turun.

"Penuhnya asli, dan itu bener-bener full. Saya pakai mata saya sendiri, masuk ke IGD itu, saya lihat memang crowded banget, chaos banget di situ," kata Ratna.

"Sampai akhirnya saya diskusi sama orang IGD-nya, 'Bisa enggak saya dapat layanan visit dokter? Karena ini kakak saya sudah tidak merespons apa pun. Saya hanya perlu penanganan emergency saja'" lanjut dia.

Akan tetapi, karena situasi pandemi Covid-19, maka petugas yang ada di IGD itu menjawab tidak bisa dilakukan layanan visit dokter. Akhirnya, Ratna pindah ke rumah sakit lain.

"Sekitar 4-5 rumah sakit, sampai kembali lagi ke dekat rumah. Saya lihat ada rumah sakit kecil, saya masuk lagi. Di situ ada bed tapi dia (petugas) bilang 'Kami enggak punya ventilator'" ujar Ratna.

Karena Ratna menginformasikan bahwa kakaknya sudah tak sadarkan diri, petugas rumah sakit menyebutkan butuh ventilator untuk perawatan.

"Padahal saya cuma butuh emergency tok kok, tapi memang enggak bisa," ujar dia.

Akhirnya, karena gagal mendapatkan kamar perawatan, Ratna kembali ke rumah kakak iparnya.

Di sepanjang perjalanan itu, dia juga mencoba menghubungi saudara dan temannya yang bekerja di rumah sakit, untuk menanyakan apakah dirinya bisa mendapatkan kamar perawatan untuk kakak iparnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com