Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Dua Tenda di RS Moewardi Disebut untuk Tampung Pasien Covid-19

Kompas.com - 03/01/2021, 15:56 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Di media sosial Facebook dan Instagram beredar narasi dan foto yang menyebut tenda yang dibangun di depan RS Moewardi, Surakarta, Jawa Tengah, untuk menampung pasien Covid-19.

Informasi yang beredar menyebut tenda-tenda berwarna oranye dengan tulisan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) itu didirikan karena ruangan isolasi dan IGD untuk pasien Covid-19 di rumah sakit itu telah penuh.

Saat dikonfirmasi, pihak RS Moewardi memberikan klarifikasinya. Tenda dibangun bukan untuk pasien Covid-19. Ketersediaan ruang perawatan pasien Covid-19 masih mencukupi.

Tenda itu saat ini digunakan untuk lokasi melakukan tes usap atau swab test

Narasi yang beredar

Di Facebook, salah satu akun yang membagikan informasi ini adalah akun Fatah Anggoro Yudho yang mengunggah tangkapan layar Instagram Story akun @ppdsneurologiuns.

Ia membagikan ulang unggahan akun Facebook UNS Hit Posting.

Dalam unggahan berupa foto tersebut, terlihat ada satu tenda besar dari BNPB sudah berdiri, di sampingnya ada beberapa tenda dengan ukuran lebih kecil.

Unggahan yang membagikan informasi soal pembangunan tenda di depan RS Moewardi, Surakarta, Jawa Tengah.Facebook Unggahan yang membagikan informasi soal pembangunan tenda di depan RS Moewardi, Surakarta, Jawa Tengah.

Tidak jauh dari tenda berukuran besar, terlihat ada satu lagi kerangka tenda dengan ukuran yang sama yang nampaknya akan menyusul didirikan. 

Instagram Story tersebut berisi keterangan "SIAP! 5 bangsal tidak cukup, tambah 2 tenda lagi".

Akun Ig UNS Hit Posting menambahkan keterangan "Kondisi RS Moewardi terkini. Stay safe kabeh lurr".

Sementara akun Facebook Fatah Anggoro Yudho menuliskan "Moewardi tambah 2 tenda".

Konten yang hampir sama juga diunggah oleh akun Facebook Fatimah Al Faris yang mengunggah tangkapan layar status seseorang di WhatsApp, yang disebut sebagai rekannya yang bekerja di RS itu.

Dalam tangkapan layar status Whatsapp yang dibagikannya terlihat foto 2 tenda BNPB yang diambil pada malam hari, dengan keterangan "Tenda darurat..ruang isolasi igd full..antrian trs berdatangan".

Kemudian, ketika diunggah ulang di Facebook, akun Fatimah Al Faris menuliskan keterangan sebagai berikut:

Status temen yang kerja di RS Moewardi. Laa hawla wa la quwwata illabillah. Untuk para nakes tetap semangat dan jaga kesehatannya yaa. Dan untuk kita nih mak jangan lupa prokesnya ya buat jaga diri sendiri dan orang lain tentunya. Sehat sehat sehaat".

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com