Abraham menyatakan, masyarakat tidak boleh bersikap skeptis atau apatis terhadap praktik korupsi yang mungkin dilihatnya.
Upaya yang dapat dilakukan supaya lebih peduli terhadap kejahatan korupsi, seperti membentuk komunitas antikorupsi dan memberikan pendidikan antikorupsi kepada anak-anak.
"Tindakan korupsi kan termasuk moralitas, jadi perlu dibentuk karakter antikorupsi, supaya tidak melakukan kejahatan tersebut," katanya menambahkan.
Baca juga: Selain Jiwasraya, Berikut Kasus Korupsi Terbesar di Indonesia
Sementara itu, menurut Erry Riyana Hardjapamekas, salah satu pimpinan KPK pada masa kepemimpinan Taufiequrachman Ruki, menganggap bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih berada dalam jalur yang benar sebagai lembaga antikorupsi di Indonesia.
"Ada dinamika regulasi akibat kegundahan politik, di samping dinamika organisasi dan ekosistem yang mempengaruhi derap langkah. Hal ini memang mengkhawatirkan, namun masih boleh optimististis. Walau tetap perlu waspada," ujarnya terpisah, Rabu (09/12/2020).
Erry menambahkan, dinamika organisasi yang dimaksudkannya adalah KPK yang organisasinya semakin besar dengan budaya kerja yang berubah.
Sedangkan, ekosistem yang mempengaruhi derap langkah merupakan iklim politik maupun lembaga-lembaga lain yang saling berhubungan dan berpengaruh bagi kinerja KPK.
Baca juga: Selain Jiwasraya, Berikut Kasus Korupsi Terbesar di Indonesia