Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Ini 28 Wilayah yang Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem Seminggu ke Depan

Kompas.com - 21/11/2020, 12:07 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem yang akan terjadi di berbagai wilayah Indonesia.

Cuaca ekstrem ini diperkirakan terjadi pada 21-26 November 2020.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, sirkulasi siklonik terpantau di Samudra Hindia barat Aceh, di Hindia barat Bengkulu, dan di Selat Karimata.

Baca juga: Kapan Musim Kemarau 2020 Berakhir dan Musim Penghujan di Indonesia Dimulai?

Sirkulasi siklonik ini membentuk daerah pertemuan atau perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang di perairan utara Aceh, dari Sumatra Utara hingga perairan barat Bengkulu, di Selat Karimata bagian utara, serta dari Kalimantan Tengah hingga Selat Karimata bagian selatan.

"Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut," kata Guswanto kepada Kompas.com, Sabtu (21/11/2020).

Hasil analisis BMKG, lanjut dia, menunjukkan kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam sepekan ke depan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.

"Kondisi tersebut diperkuat oleh aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin di wilayah Indonesia dalam periode sepekan ke depan," ujar Guswanto.

Baca juga: Indonesia Disebut Alami Gelombang Panas, Ini Penjelasan BMKG

Cuaca ekstrem

Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan beberapa wilayah Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem dan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.

Guswanto mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dan lainnya.

"(Serta) dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin," tuturnya.

Baca juga: Musim Penghujan tapi Cuaca Cerah di Beberapa Wilayah, Apa Penyebabnya?

Sementara bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini seputar cuaca di Indonesia, dapat mengakses melalui situs resmi BMKG, media sosial resmi BMKG, aplikasi BMKG di iOS dan Android, atau dapat langsung menghubungi BMKG terdekat.

Berikut daftar wilayah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan:

1. Aceh

2. Sumatera Utara

3. Sumatera Barat

4. Riau

5. Kepulauan Riau

6. Jambi

7. Bengkulu

8. Kepulauan Bangka Belitung

Baca juga: 7 Tips Aman Menghindari Petir Ketika Hujan Deras

9. Sumatera Selatan

10. Lampung

11. Banten

12. DKI Jakarta

13. Jawa Barat

14. Jawa Tengah

15. DI Yogyakarta

16. Jawa Timur

Baca juga: Berkaca dari Kasus di Pinrang, Benarkah Bermain Ponsel Saat Hujan Bisa Tersambar Petir?

17. Kalimantan Barat

18. Kalimantan Tengah

19. Kalimantan Utara

20. Kalimantan Timur

21. Kalimantan Selatan

22. Gorontalo

23. Sulawesi Tengah

24. Sulawesi Tenggara

25. Sulawesi Selatan

26. Maluku

27. Papua Barat

28. Papua

Baca juga: BUMN Buka Program Perekrutan Bersama untuk Putra-putri Papua dan Papua Barat, Ini Informasi Lengkapnya

Daerah rawan sambaran petir

Sementara itu, Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi dan Geofisika ( BMKG) Agie Wandala mengatakan, pada periode November-Desember intensitas terjadinya petir di Pulau Jawa adalah yang tertinggi dibanding di wilayah lain di Indonesia.

"Termasuk wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, dan juga Banten," kata Agie saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/11/2020).

Agie mengatakan, secara rata-rata, pada periode November-Desember intensitas atau frekuensi terjadinya petir di Pulau Jawa akan meningkat.

Baca juga: Musim Hujan, Ini 7 Sayuran yang Bisa Ditanam di Dalam Ruangan

 

"Kondisi ini tidak terlepas dari peralihan musim, menuju musim hujan di kawasan Pulau Jawa yang terindikasi dengan keberadaan monsoon Asia yang memang datang di periode-periode akhir tahun," katanya lagi.

Sehingga, Agie mengatakan, BMKG menilai kondisi ini perlu menjadi perhatian masyarakat. Karena frekuensi terjadinya petir akan meningkat dan bahkan di beberapa daerah memiliki jumlah kejadian petir yang jauh lebih tinggi.

"Kalau kita lihat data statistik yang lain, sebetulnya data kejadian petir kalau dari Juli-Agustus itu justru banyak di wilayah Sumatera," kata Agie.

Dia menambahkan, pada fase peralihan musim ini, terbentuk awan cumolonimbus yang cukup banyak, yang juga disertai petir dan angin kencang.

Baca juga: Mengenal Petrichor, Aroma yang Ditimbulkan Saat Hujan Turun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com