Pandemic fatigue dapat dialami oleh siapa pun yang dicirikan berbeda oleh setiap orang.
Baca juga: Limbah Masker di Denpasar Diduga Capai 6,7 Juta Lembar Sebulan, Ini Imbauan Gugus Tugas
Namun beberapa yang seringkali muncul di antaranya perasaan gelisah, mudah tersinggung, kurang motivasi. dan sulit berkonsentrasi.
Pandemic fatigue lebih banyak dialami oleh remaja dan orang dewasa muda di mana mereka butuh bersosialisasi untuk membangun jaringan pertemanan dan sosialisasi yang kemudian membuat mereka tergoda melanggar aturan karena adanya anggapan risiko bahaya Covid-19 rendah.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, dia memahami kesulitan yang dihadapi orang-oran.
Akan tetapi, ia menekankan, setiap orang harus tetap waspada, terutama karena kasus-kasus meningkat lagi di negara-negara yang dulunya membaik.
“Bekerja dari rumah, anak-anak disekolahkan dari jarak jauh, tidak dapat merayakan pencapaian bersama teman dan keluarga. Atau tidak berada di sana untuk bersama orang yang dicintai, itu sulit. Dan, kelelahan akibat Covid-19, itu nyata,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip dari Global News, 25 Oktober 2020.
WHO meminta orang-orang tidak menyerah.
Tedros menyebutkan, elelahan karena pandemi pada dasarnya adalah perasaan yang dirasakan banyak orang.
“Seiring waktu berlalu dan dunia telah belajar untuk hidup dengan virus dalam kapasitas tertentu, para ahli percaya bahwa menjaga tindakan pencegahan seperti menjaga jarak secara fisik, menutupi dan mencuci tangan dapat terasa semakin menjadi tantangan,” ujar Tedros.
Ia mengingatkan agar setiap orang menemukan cara yang efektif untuk mengatasi kelelahan ini dan terus menghidupkan kembali kewaspadaan publik.
Baca juga: Jangan Abai, Perhatikan Ini jika Berada di Kerumunan meski Gunakan Masker...
Untuk mengatasi pandemic fatigue, ada beberapa hal yang bisa dilakukan di antaranya: