Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemic Fatigue, Lelah karena Ketidakpastian Kapan Pandemi Berakhir

Kompas.com - 17/11/2020, 16:37 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Pandemic fatigue dapat dialami oleh siapa pun yang dicirikan berbeda oleh setiap orang.

Baca juga: Limbah Masker di Denpasar Diduga Capai 6,7 Juta Lembar Sebulan, Ini Imbauan Gugus Tugas

Namun beberapa yang seringkali muncul di antaranya perasaan gelisah, mudah tersinggung, kurang motivasi. dan sulit berkonsentrasi.

Pandemic fatigue lebih banyak dialami oleh remaja dan orang dewasa muda di mana mereka butuh bersosialisasi untuk membangun jaringan pertemanan dan sosialisasi yang kemudian membuat mereka tergoda melanggar aturan karena adanya anggapan risiko bahaya Covid-19 rendah.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, dia memahami kesulitan yang dihadapi orang-oran.

Akan tetapi, ia menekankan, setiap orang harus tetap waspada, terutama karena kasus-kasus meningkat lagi di negara-negara yang dulunya membaik.

“Bekerja dari rumah, anak-anak disekolahkan dari jarak jauh, tidak dapat merayakan pencapaian bersama teman dan keluarga. Atau tidak berada di sana untuk bersama orang yang dicintai, itu sulit. Dan, kelelahan akibat Covid-19, itu nyata,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip dari Global News, 25 Oktober 2020.

WHO meminta orang-orang tidak menyerah.

Tedros menyebutkan, elelahan karena pandemi pada dasarnya adalah perasaan yang dirasakan banyak orang.

“Seiring waktu berlalu dan dunia telah belajar untuk hidup dengan virus dalam kapasitas tertentu, para ahli percaya bahwa menjaga tindakan pencegahan seperti menjaga jarak secara fisik, menutupi dan mencuci tangan dapat terasa semakin menjadi tantangan,” ujar Tedros.

Ia mengingatkan agar setiap orang menemukan cara yang efektif untuk mengatasi kelelahan ini dan terus menghidupkan kembali kewaspadaan publik.

Baca juga: Jangan Abai, Perhatikan Ini jika Berada di Kerumunan meski Gunakan Masker...

Cara mengatasi

Untuk mengatasi pandemic fatigue, ada beberapa hal yang bisa dilakukan di antaranya:

  • Mengingat bahwa setiap tindakan yang kita lakukan bisa berdampak bagi banyak orang dan lingkungan sosial
  • Menyadari bahwa setiap interaksi berisiko menimbulkan penularan
  • Tetap lakukan kegiatan dengan memilih lokasi yang memudahkan Anda mengikuti pedoman kesehatan masyarakat
  • Sadarilah saat diri mungkin mengalami pandemic fatigue
  • Berlatih menyayangi diri sendiri dengan menyadari ‘Tidak apa-apa tidak baik-baik saja’
  • Carilah dukungan jika tak bisa mengatasinya.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Kesalahan Umum Cara Pakai Masker

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Tren
5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

Tren
Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Tren
Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Tren
Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Tren
Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

Tren
Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com