Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Bagaimana Kesehatan Mentalmu Setelah Delapan Bulan Pandemi?

Kompas.com - 09/11/2020, 08:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oya, sepekan ini banyak sekali kejadian penting baik di dalam maupun di luar negeri.

Dari luar negeri, kita semua menyaksikan perubahan besar karena pemilu di Amerika Serikat. Joe Biden dan Kamala Harris yang diproyeksikan mengalahkan perolehan suara Donald Trump dan Mike Pence dan memenangi pemilu.

Kemenangan dengan proyeksi 290 suara elektoral sementara yang diraih, Biden unggul jauh dari Trump dengan 214 suara elektoral. Dari sisi suara populer (popular votes), Biden memimpin 50,6 persen berbanding 47,4 persen hingga Minggu (8/11/2020) dini hari.

Terpilihnya Biden, bekas Senator Delaware dan Wakil Presiden di era Barack Obama (2008-2016) sebagai presiden baru AS itu juga diiringi sejumlah rekor dan angin segar yang menyehatkan mental.

Biden meraup popular votes terbanyak sepanjang sejarah. Saat nanti dilantik pada 20 Januari 2021, Biden akan berusia 78 tahun dan menjadi presiden tertua AS sepanjang sejarah.

Menariknya, pria kelahiran 20 November 1942 itu bakal memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang Donald Trump. Trump berusia 70 tahun saat ia dilantik sebagai presiden AS di Gedung Capitol, Washington.

Dunia menyambut gembira perubahan yang memunculkan harapan baru ini. Presiden Joko Widodo misalnya, memberikan ucapan selamat atas langkah historis Biden. Kemenangan itu merefleksikan harapan yang diletakkan pada demokrasi.

Mendapati apa yang terjadi di AS, kita seperti mengulang memori pemilihan presiden di Indonesia. Mayoritas teringat Pilpres 2019 yang mempertemukan Jokowi dan Prabowo dengan semua dramanya.

Namun, jika ingatan kita lebih panjang, apa yang terjadi di AS mirip juga dengan Pilpres 2004. Saat itu, dalam pemilihan langsung pertama kali dalam sejarah Indonesia, petahana dikalahkan mantan pembantunya yang kemudian jadi seteru bahkan hingga sekarang.

Petahana yang kalah tidak langsung bisa menerima, juga publik pendukungnya. Mirip situasinya. Ditambah, penantang yang jadi pemenang dari partai yang sama namanya, Partai Demokrat.

Kita tunggu tensi politik di AS reda untuk kita tatap bagaimana dunia merespons tantangan nyata di depan mata secara bersama karena pandemi yang belum juga reda.

Kesadaran bahwa dunia bersama-sama menghadapi pandemi ini baik untuk kesehatan mental kita juga.

Dari dalam negeri, pekan lalu dibuka dengan penuh keyakinan lewat ditandatangainya UU Cipta Kerja oleh Presiden Jokowi. Namun, keyakinan penandatanganan UU berisi 1.187 halaman itu disertai dengan kesalahan ketik beberap pasal yang menimbulkan banyak pertanyaan dan gugatan.

Presiden Jokowi membuka Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) yang akan digelar 31 Oktober hingga 30 November 2020. DOK. KEMENDIKBUD Presiden Jokowi membuka Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) yang akan digelar 31 Oktober hingga 30 November 2020.
Kesalahan demi kesalahan yang terjadi sejak awal UU Cipta Kerja disiapkan ini menambah kesan juga bukti ugal-ugalan dalam penyusunan

Ada kabar tidak menyenangkan juga minggu lalu yang sebetulnya sudah bisa diprediksi. Indonesia resmi masuk masa resesi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com