Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Media-media Asing Soroti Naiknya Status Gunung Merapi...

Kompas.com - 07/11/2020, 13:51 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Status Gunung Merapi yang naik dari waspada ke siaga, menjadi sorotan publik. Tidak hanya dari dalam negeri, namun juga menjadi sorotan atau pemberitaan media luar negeri.

Sejumlah kantor berita dan media asing menyoroti naiknya status gunung yang terletak di Jawa Tengah dan Yogyakarta tersebut.

Untuk diketahui, Sejak 21 Mei 2018 Gunung Merapi berstatus Waspada.

Setelah erupsi besar pada 2010, Gunung Merapi mengalami erupsi magmatis kembali pada 11 Agustus 2018 yang berlangsung hingga September 2019.

Baca juga: Status Gunung Merapi Naik ke Level Siaga, Apa yang Harus Diwaspadai?

Berikut beberapa pemberitaan dari media luar negeri:

Al Jazeera

Media internasional yang berbasis di Doha, Qatar ini turut menyoroti naiknya status dari Gunung Merapi.

Dalam pemberitaannya pada Jumat (6/11/2020), Al Jazeera memberikan judul "Hundreds evacuated as Indonesia’s most active volcano rumbles".

Kurang lebih berarti, "Ratusan orang dievakuasi saat gunung berapi paling aktif di Indonesia bergemuruh".

Pemberitaan Al Jazeera tersebut lebih menyoroti soal evakuasi yang dilakukan pihak berwenang menyusul naiknya status Gunung Merapi menjadi siaga.

Baca juga: Erupsi Merapi dan Sejarah Letusannya...

Al Jazeera mewawancarai narasumber seorang pejabat Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Edy Susanto.

Dikatakan Edy, sekitar 500 orang dari empat desa, kebanyakan lansia, ibu hamil dan anak-anak, dibawa ke tempat penampungan darurat di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Provinsi Jawa Tengah.

Selain itu, tindakan darurat untuk mengevakuasi orang-orang yang tinggal dalam jarak 6 kilometer dari mulut kawah sedang dipersiapkan.

Baca juga: Jadi Trending Topic, Berikut Catatan Erupsi Merapi di 2020

Associated Press

Warga memantau langsung aktivitas Gunung Merapi secara daring di kanal youtube VolcanoYT di Yogyakarta, Jumat (6/11/2020). Fasilitas live streaming yang menampilkan data kegempaan serta visual terkini dan mempermudah masyarakat dalam melihat kondisi Gunung Merapi secara langsung tersebut menjadi salah satu mitigasi bencana gunung meletus.ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO Warga memantau langsung aktivitas Gunung Merapi secara daring di kanal youtube VolcanoYT di Yogyakarta, Jumat (6/11/2020). Fasilitas live streaming yang menampilkan data kegempaan serta visual terkini dan mempermudah masyarakat dalam melihat kondisi Gunung Merapi secara langsung tersebut menjadi salah satu mitigasi bencana gunung meletus.

Media asing berikutnya yang menyoroti naiknya status Gunung Merapi yakni Associated Press, media yang berbasis di New York, AS.

Dalam pemberitaan yang diterbitkan pada Kamis (5/11/2020) itu, diberi judul "Indonesia Raises Volcano Threat Level, Sets No-Go-Zone".

Bila diartikan, kurang lebih berarti "Indonesia Menaikkan Tingkat Ancaman Gunung Berapi, Menetapkan Zona Larangan".

Dikatakan dalam pemberitaan tersebut bahwa naiknya status menjadi siaga karena telah terjadi peningkatan aktivitas dari Gunung Merapi.

Juru bicara Badan Penanggulangan Bencana Nasional Raditya Jati mengatakan, kondisi tersebut dapat memicu proses ekstruksi magma atau letusan eksplosif.

Selain itu, pihak berwenang telah menghentikan pendakian Merapi dan aktivitas pertambangan di sepanjang sungai. Hanya personel badan bencana dan peneliti yang diizinkan memasuki area terlarang.

Baca juga: Meski Meletus dan Berstatus Waspada, Merapi Masih Mandaliem

The Straits Times

Media asing terkemuka lainnya yang turut memberitakan status siaga dari Gunung Merapai adalah The Straits Times, media asal Singapura.

"Mount Merapi May Soon Erupt, Indonesian Authorities Raise Volcano Alert", begitulah judul pemberitaan yang diterbitkan Jumat (6/11/2020).

Diberitakan, naiknya status Gunung Merapi menjadi siaga dikarenakan peningkatan aktivitas vulkanik yang dapat segera menyebabkan letusan.

"Potensi bahaya adalah lava yang keluar dari gunung berapi, dengan material vulkanik dan awan abu panas menyembur sejauh 5 km," kata Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Bencana Geologi (BPPTKG) dalam keterangannya.

Baca juga: Melihat Letusan Besar Gunung Merapi 10 Tahun Lalu...

Selain itu, dikatakan juga terdapat beberapa daerah yang akan terdampak jika Gunung Merapi benar-benar akan meletus.

Daerah-daerah itu meliputi Kabupaten Cangkringan di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Kabupaten Dukun di Magelang, Kabupaten Selo di Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Kemalang di Klaten, Jawa Tengah.

BPPTKG mendesak agar kegiatan penambangan di sungai-sungai yang berada di dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III dihentikan, atau dalam radius 3 kilometer dari puncak gunung.

Dan juga, menyerukan kegiatan pariwisata di daerah tersebut, termasuk hiking ke puncak Gunung Merapi untuk ditangguhkan.

Baca juga: Mengenal Bunga Edelweis, Bunga Abadi di Gunung yang Tak Boleh Dipetik

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tahapan Status Gunung Merapi Beserta Langkah-langkah yang Perlu Dilakukan Masyarakat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com