Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Hujan Disertai Angin Kencang dan Kilat Berpotensi Terjadi di Wilayah Ini

Kompas.com - 31/10/2020, 20:12 WIB
Mela Arnani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi hujan lebat disertai angin kencang dan kilat/petir yang akan terjadi di beberapa wilayah Indonesia untuk dua hari ke depan.

Kepala Bagian Humas BMKG Akhmad Taufan Maulana menjelaskan, pada model filter Madden Jullian Oscillation (MJO), 31 Oktober 2020, secara spasial mendeteksi gangguan fenomena MJO di wilayah Laut China Selatan bagian utara, Filipina bagian utara dan tengah, perairan timur Filipina, Samudera Pasifik timur Filipina, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), perairan utara Kalimantan Utara, perairan selatan Filipina, dan Laut Sulawesi

"Kondisi ini mampu meningkatkan aktivitas konvektif di wilayah tersebut," kata Taufan seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (31/10/2020) sore.

Baca juga: Kapan Musim Kemarau 2020 Berakhir dan Musim Penghujan di Indonesia Dimulai?

Fenomena MJO secara spasial terdeteksi di wilayah Laut Cina Selatan bagian utara, Filipina, perairan timur Filipina, Samudera Pasifik timur Filipina,Laut Cina Selatan, dan Laut Sulawesi, yang mampu meningkatkan aktivitas konvektif di wilayah tersebut.

Sementara itu, gelombang ekuator yang terjadi di indonesia antara lain:

  • Gelombang Rossby Ekuator yang berpropagasi ke arah barat mencakup wilayah Laut Andaman, Teluk Thailand, Sumatera Barat bagian selatan, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, perairan barat Bengkulu hingga Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Selat Karimata bagian selatan, Laut Jawa, Selat Sunda, sebagian besar Jawa, Samudera Hindia Selatan Jawa, Papua dan Samudera Pasifik Utara Papua Nugini, yang berpotensi menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.
  • Gelombang Kelvin yang berpropagasi ke arah timur mencakup wilayah Samudera Hindia barat Lampung, sebagain Jawa, Laut Jawa dan Australia bagian Utara, yang berpotensi menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.
  • Gelombang dengan Low Frequency yang cenderung persisten terpantau di Samudera Hindia Barat Sumatera, perairan Barat Sumatera Barat hingga Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Laut Jawa bagian barat, Selat Sunda, Banten, DKI Jakarta, Selat Malaka bagian utara, Teluk Thailand, Laut Natuna, Laut China Selatan, Filipina, Samudera Pasifik timur Filipina, Laut Sulu, Laut Sulawesi, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara bagian utara, Maluku Utara, Maluku, Laut Banda, Papua Barat dan Papua, yang memberikan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut
  • Interaksi antara gelombang Rossby Ekuator dan gelombang low frequency di wilayah dan periode yang sama yakni Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat bagian barat dan Papua Barat. mampu meningkatkan aktivitas konvektif di wilayah tersebut.

Baca juga: 5 Negara yang Memiliki Kuliner Berbahan Dasar Serangga, Mana Saja?

Sirkulasi Siklonik terpantau di Perairan Utara Kalimantan pada lapisan 925-700 hPa , Samudra Hindia Selatan Jawa (925-850 hPa), Laut Jawa (925-850 hPa) dan Samudra Hindia Barat Sumatera (925-850 hPa).

Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik tersebut.

Lebih lanjut, daerah potensi pertumbuhan awan hujan terdapat di wilayah Aceh, Sumut, Jambi, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Bengkulu, Jawa Barat, Kalimantan, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Papua.

Hasil analisis kondisi global menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan akibat fenomena Nino 3.4 (La Nina moderate) yang mendukung peningkatan curah hujan harian di wilayah Indonesia.

Baca juga: Mengenal Petrichor, Aroma yang Ditimbulkan Saat Hujan Turun

Berikut potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang di sejumlah wilayah Indonesia:

1 November 2020

Berikut wilayah yang berpotensi mengalami hujan disertai kilat/petir dan angin kencang.

  • Aceh
  • Sumatera Utara
  • Sumatera Barat
  • Riau
  • Jambi
  • Sumatera Selatan
  • Kepulauan Bangka
  • Belitung
  • Lampung
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur
  • Kalimantan Utara
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Tengah
  • Papua

Baca juga: 7 Tips Aman Menghindari Petir Ketika Hujan Deras

2 November 2020

Berikut wilayah yang berpotensi mengalami hujan disertai kilat/petir dan angin kencang.

  • Aceh
  • Sumatera Utara
  • Sumatera Barat
  • Riau
  • Jambi
  • Sumatera Selatan
  • Lampung
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur
  • Nusa Tenggara Barat
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Utara
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Tengah
  • Papua

Baca juga: Berkaca dari Kasus di Pinrang, Benarkah Bermain Ponsel Saat Hujan Bisa Tersambar Petir?

Peningkatan curah hujan yang terjadi dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan banjir bandang.

Adapun wilayah yang berpotensi mengalaminya antara lain:

  • Aceh
  • Sumatera Utara
  • Sumatera Barat
  • Riau
  • Jambi
  • Bengkulu
  • Sumatera Selatan
  • Lampung
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Utara
  • Sulawesi Tengah
  • Papua

Baca juga: Ramai soal Lagu Yamko Rambe Yamko, Benarkah dari Papua?

Gelombang tinggi

BMKG juga mengeluarkan daftar daerah yang berpotensi mengalami gelombang tinggi, sebagai berikut.

1 November 2020

Gelombang tinggi berpotensi terjadi di Aceh, Kepulauan Riau, Bengkulu, Banten, Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan Timur.

2 November 2020

Gelombang tinggi berpotensi terjadi di Kepulauan Riau, Bengkulu, Banten, Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan.

Baca juga: Ramai soal Riset ITB, Berikut Tanda dan Hal-hal yang Perlu Dilakukan Saat Terjadi Tsunami...

KOMPAS.com/Dhawam Pambudi Infografik: Tsunami, Tanda-Tanda dan Cara Menghadapinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com