Menurut WMO, kristal es di awan bereaksi dengan senyawa di atmosfer yang kemudian dapat dengan cepat menghancurkan ozon saat terkena sinar matahari.
NASA mengatakan lubang ozon tahun lalu sangat kecil karena pola cuaca yang tidak biasa yang menyebabkan suhu stratosfer lebih hangat di atas Antartika.
Menurut WMO, lubang ozon Antartika akan menyusut saat suhu menghangat di belahan Bumi Selatan (tempat musim semi) dan akan kembali normal pada Desember.
Baca juga: Indonesia Masuk 10 Negara Produsen Emas Terbesar, Berapa Banyak Emas yang Tersisa di Bumi?
Peuch mengatakan data tahun ini menegaskan kebutuhan untuk terus menegakkan Protokol Montreal 1987 yang melarang emisi bahan kimia perusak ozon.
Protokol itu melarang chlorofluorocarbons atau CFC yang umumnya ada di lemari es, kaleng aerosol, dan produk lainnya yang dapat merusak lapisan ozon.
Laporan pada 2018 oleh Program Lingkungan PBB dan WMO memperkirakan bahwa nilai ozon di atas Antartika akan kembali ke level sebelum 1980-an pada 2060.
Baca juga: Saat Populasi Hewan di Dunia Turun 68 Persen dalam 50 Tahun...