Pekan lalu, Denmark, negara penghasil bulu cerpelai terbesar di dunia, mengumumkan akan membunuh 1 juta cerpelai setelah adanya temuan wabah virus corona di sejumlah peternakan.
Para ilmuwan melaporkan bahwa cerpelai rentan terinfeksi virus corona karena adanya protein spesifik pada paru-paru mereka.
Akibat temuan wabah virus corona pada cerpelai, Belanda kini memajukan tenggat waktu untuk mengakhiri peternakan bulu cerpelai dalam tiga tahun. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya wabah di masa depan.
Baca juga: Kasus di Belanda, Virus Corona Mungkin Berasal dari Cerpelai
Sementara itu, Humane Society, organisasi pelindung binatang di Amerika Serikat, menyebut kelambanan pemerintah AS dalam menangani kasus ini tidak dapat ditolerir.
"Industri peternakan bulu adalah tempat yang menyedihkan bagi binatang liar seperti cerpelai," tulis Kitty Block, presiden dan CEO dari Humane Society AS, dalam sebuah posting blog pada hari Kamis.
"Sekarang, dengan wabah virus corona yang membunuh ribuan binatang, penderitaan mereka semakin meningkat. Satu-satunya cara untuk mengakhiri masalah ganda, wabah di peternakan bulu dan hewan yang menderita dalam peternakan bulu, adalah dengan menutup industri ini untuk selamanya," tulis Kitty.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.