Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasanuddin Wahid
Sekjen PKB

Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Anggota Komisi X DPR-RI.

Membumikan dan Mengglobalkan Ideologi Pancasila

Kompas.com - 08/10/2020, 13:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Membumikan Pancasila

Berhadapan dengan tantangan yang besar demikian, sudah semestinya seluruh warga bangsa Indonesia tak boleh diam, berpangku tangan saja Sebaliknya, mereka harus berusaha untuk semakin membumikan Pancasila melalui beberapa upaya nyata sebagai berikut.

Pertama, seluruh warga bangsa Indonesia harus meyakini bahwa kebhinekaan adalah sebuah realitas; hadiah dari sang Maha Pencipta.

Mereka harus memandang kebhinekaan sebagai kekuatan atau keunggulan, bukan sebagai kelemahan atau kekurangan. Berkenaan dengan itu, pada satu sisi mereka harus membangun soliditas dengan memperkuat relasi ke dalam kelompoknya sendiri.

Namun, pada sisi lain, mereka juga harus mengatasi kecenderungan primordialisme dengan membangun relasi ke luar (dengan kelompok yang lain), dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai alat perekat untuk mempertahankan integrasi dan kesatuan bangsa.

Jika salah satu atau keduanya diabaikan, maka secara perlahan namun pasti keutuhan dan ketahanan ideologi Pancasila akan melemah.

Kedua, seluruh warga bangsa Indonesia harus menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai filter untuk menyaring segala hal yang masuk dari luar namun tak selaras dengan nilai-nilai Pancasila.

Sementara itu, mereka juga perlu bersikap terbuka terhadap nilai-nilai positif dari bangsa lain dan belajar beradaptasi dengan dinamika dunia akibat arus globalisasi.

Ketiga, seluruh warga bangsa Indonesia juga perlu melalui berbagai cara memperkenalkan dan membuktikan kepada bangsa-bangsa lain di dunia bahwa (1) Pancasila mengandung nilai-nilai universal; dan (2) Pancasila adalah ideologi yang dapat diadopsi dan oleh bangsa-bangsa di dunia guna membangun dunia yang lebih beradab, damai dan sejahtera.

Artinya, Pancasila adalah sumbangan bangsa Indonesia bagi dunia, demi terciptanya dunia yang lebih manusiawi.

Go global

Sebagai bagian dari masyarakat global, bangsa Indonesia seharusnya berbangga karena ideologi yang dihayatinya mendapat pengakuan dari bangsa-bangsa lain.

Ketika bertemu dengan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Megawati Soekarnoputri di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (3/5/2018) misalnya, Imam Besar Al-Azhar Kairo, Mesir, Syekh Ahmad Muhammad Ath-Thayeb memuji ideologi Pancasila.

Menurut Ath-Thayeb, Ideologi Pancasila terbukti mampu menjaga kerukunan dan mendukung keharmonisan antar warga masyarakat yang berbeda suku dan agama. Karena itu Pancasila perlu diadopsi di negara lain yang mengalami konflik akibat masalah ideologi.

Sebelumnya, pada November 2010, dalam kuliah umumnya di Universitas Indonesia, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengatakan Pancasila adalah falsafah yang inklusif, dan Bhinneka Tunggal Ika - kesatuan dalam keragaman - adalah contoh Indonesia untuk dunia. Dengan ideologi tersebut Indonesia akan memainkan peranan penting dalam abad ke-21 (Tempo.co, 11/11/ 2010).

Empat hari sebelumnya, Paus Benediktus XVI, dalam pidato pembukaan Konferensi Kerukunan Antar Umat Beragama di Barcelona, Spanyol, menyebut Pancasila sebagai ideologi yang relevan untuk masyarakat global dewasa ini (BBC News.com, 7/11/ 2010).

Jadi, kita semestinya berbangga dan bersyukur karena memiliki ideologi Pancasila. Pengakuan para tokoh dunia seharusnya menjadi motivasi bagi kita untuk terus berjuang memperkokoh ketahanan ideologi Pancasila. Bukan sebaliknya, mengacuhkan apalagi merongrong ketahanan ideologi Pancasila.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com