Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Mahalnya Janda Bolong, Apa yang Terjadi?

Kompas.com - 27/09/2020, 18:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di tengah situasi pandemi saat ini, sebagian masyarakat memiliki waktu lebih banyak berada di dalam rumah, karena adanya imbauan untuk mengurangi aktivitas di luar.

Hal ini membuat banyak dari mereka yang mencari kegiatan baru demi mengurangi rasa penat, salah satunya adalah mendekorasi ulang ruang-ruang rumah dengan tanaman.

Salah satu jenis tanaman yang saat ini tengah menjadi tren dan dibanderol harga tinggi adalah tanaman daun jenis monstera.

Baca juga: 3 Tanaman yang Jadi Sorotan di 2019: Bajakah, Kratom, dan Porang

Di platform jual beli Shopee misalnya, tanaman dengan ciri khas daun berlubang-lubang alami ini dijual beragam, mulai harga puluhan ribu untuk bonggolnya saja dan ratusan ribu bahkan hingga jutaan rupiah untuk tanaman yang sudah berdaun.

Padahal sebelumnya, jenis tanaman ini tidak begitu dicari oleh masyarakat.

Jika kita ingat ke belakang, jenis tanaman yang hits dan menjadi tren adalah anturium, aglaunema, dan sebagainya.

Sempat dijual dengan harga fantastis, kini harga tanaman itu sudah mulai turun, tidak setinggi di masa puncak popularitasnya.

Baca juga: Soal Kabut Asap, 5 Tanaman Hias Ini Bantu Bersihkan udara

Apa yang sebenarnya terjadi pada fenomena pasar yang seperti ini?

Ekonom dari Institute Development of Economics and Financial (Indef), Bhima Yudhistira menyebut fenomena semacam ini disebut sebagai gelembung ekonomi atau bubble economy.

"Teorinya adalah gelembung ekonomi (bubble economy) di mana harga aset menyimpang jauh dari nilai intrisiknya," kata Bhima saat dihubungi Kompas.com, Minggu (27/9/2020).

Bhima menjelaskan, dalam sejarahnya fenomena ini pertama kali tercatat pada 1637.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Resesi Ekonomi, Dampak, dan Penyebabnya...

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com