Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hamid Awaludin

Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia.

Jakob Oetama, Kepergian Seorang Mentor Bangsa

Kompas.com - 23/09/2020, 20:18 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Alur pikir itulah yang membuat Jakob Oetama berjuang tentang kebebasan, secara bersamaan dengan perjuangannya mengenai persamaan. Itulah sebabnya, Jakob Oetama sangat sensitif, misalnya mengenai ketimpangan ekonomi yang terjadi, sebab ia mungkin sudah
menikmati perjuangan dalam hal kebebasan pers, tetapi persamaan dalam
hal ekonomi, masih jauh.

Dengan misi suci untuk mewujudkan persamaan di negeri ini, Jakob Oetama tampil sebagai seorang antisektarian. Jakob Oetama selalu menampik isu mayoritas versus minoritas dalam konteks hitung-hitungan statistik.

Mayoritas versus minoritas adalah sebuah fakta, tetapi seharusnya disikapi dalam konteks kemajemukan. Dari sinilah sehingga kita bisa melihat jati diri Jakob Oetama sebagai penjaga dan garda terdepan mengenai persatuan dan kesatuan bangsa kita. Ia jadi mentor bangsa dalam hal ini.

Misi dan perjuangan tentang persamaan yang menyita sebagian terbesar usianya itulah yang diimplementasikan Jakob Oetama di Kompas.

Penampakan dan penyajian Kompas secara konsisten selalu tampil dengan substansi yang menutup kemungkinan adanya persepsi dan penafsiran ekstrim terhadap apa yang disajikannya.

Ia selalu menjaga keseimbangan, bukan lantaran hendak menyelamatkan diri tetapi karena ia ingin dimensi persamaan itu terawat rapi.

Dari alur ini pulalah mengapa Jakob Oetama menjalankan fungsi kontrol pers, tidak dengan cara gegap gempita lalu ditepuk tangani. Bagi Jakob Oetama, kontrol bisa dilakukan tanpa harus menimbulkan arus balik berupa gelombang besar yang menggulung.

Karena itu, mengontrol tidak identik dengan mengayun kapak kemarahan. Mengontrol tidak sama dengan membuat ruang permusuhan. Sebagaimana yang dipraktekkannya,
baik sebagai pribadi maupun Kompas, Jakob Oetama menolak menindih, tapi sekaligus menampik untuk ditindih.

Begitu berita menyebar tentang kepergiannya, banyak orang tertunduk, penuh kesedihan. Banyak di antara yang tertunduk itu, tidak mengenal Jakob Oetama secara pribadi, tetapi merasakan hasil perjuangannya.

Jakob Oetama terbaring abadi di keabadiannya, tetapi tidak dalam kesunyian dan kesendiriannya. Jejak-jejaknya dalam dunia kebebasan dan persamaan, selalu setia mengiringinya ke mana pun, dan sampai kapan pun.

Selamat jalan mentor bangsa.

Kami bangga memilikimu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com