Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siklon, Badai, dan Topan, Apa Bedanya?

Kompas.com - 08/09/2020, 20:23 WIB
Mela Arnani,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagian besar orang sudah tak asing lagi dengan siklon, badai, dan topan.

Jika mendengar istilah-istilah tersebut, mungkin yang akan terlintas di pikiran adalah berkaitan dengan bencana angin kencang.

Dilansir National Geographic, siklon, badai, dan topan merupakan fenomena cuaca yang sama. 

Untuk diklasifikasikan sebagai badai, topan, dan siklon, kecepatan angin setidaknya mencapai 74 mil per jam atau 119 km per jam.

Lalu, apa perbedaannya?

Daerah

Perbedaan antara siklon, badai, dan topan terletak pada wilayah terbentuknya fenomena alam tersebut.

Siklon tropis dikenal dengan berbagai istilah di muka bumi, seperti badai tropis, topan atau thypoon, siklon atau cyclone, hingga badai atau hurricane.

Badai digunakan jika siklon tropis terbentuk di Atlantik Utara, Pasifik timur laut, Laut Karibia, atau Teluk Meksiko.

Sementara itu, istilah topan dipakai apabila siklon tropis terbentuk di Samudra Pasifik barat laut.

Baca juga: Berikut Daftar Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat akibat Siklon Tropis Nuri

Sebagai tambahan informasi, berikut daerah pertumbuhan siklon tropis di seluruh dunia:

  • Nama daerah pertumbuhan: Atlantik Utara
    Luasan wilayah: Samudra Atlantik Utara, Laut Karibia, dan Teluk Meksiko
  • Nama daerah pertumbuhan: Pasifik timur laut
    Luasan wilayah: Amerika Utara hingga 180 derajat BT
  • Nama daerah pertumbuhan: Pasifik barat laut
    Luasan wilayah: Sebelah barat 180 derajat BT, termasuk Laut China Selatan
  • Nama daerah pertumbuhan: Hindia Utara
    Luasan wilayah: Teluk Benggala dan Laut Arab
  • Nama daerah pertumbuhan: Hindia Selatan
    Luasan Samudra Hindia selatan sebelah barat 100 derajat BT
  • Nama daerah pertumbuhan: Hindia Tenggara/Australia
    Luasan wilayah: Bumi belahan selatan 100-142 derajat BT
  • Nama daerah pertumbuhan: Pasifik barat daya/Australia
    Luasan wilayah: Bumi belahan selatan sebelah timur 142 derajat BT 

Siklon tropis

Informasi dari situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar, radius rata-rata mencapai 150 hingga 200 km.

Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 °C.

Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan lebih dari 63 km per jam.

Secara teknis, siklon tropis didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, dengan waktu bertahan setidaknya selama enam jam.

Masa hidup suatu siklon tropis rata-rata berkisar antara 3 hingga 18 hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com