KOMPAS.com - Sebagian besar orang sudah tak asing lagi dengan siklon, badai, dan topan.
Jika mendengar istilah-istilah tersebut, mungkin yang akan terlintas di pikiran adalah berkaitan dengan bencana angin kencang.
Dilansir National Geographic, siklon, badai, dan topan merupakan fenomena cuaca yang sama.
Untuk diklasifikasikan sebagai badai, topan, dan siklon, kecepatan angin setidaknya mencapai 74 mil per jam atau 119 km per jam.
Lalu, apa perbedaannya?
Perbedaan antara siklon, badai, dan topan terletak pada wilayah terbentuknya fenomena alam tersebut.
Siklon tropis dikenal dengan berbagai istilah di muka bumi, seperti badai tropis, topan atau thypoon, siklon atau cyclone, hingga badai atau hurricane.
Badai digunakan jika siklon tropis terbentuk di Atlantik Utara, Pasifik timur laut, Laut Karibia, atau Teluk Meksiko.
Sementara itu, istilah topan dipakai apabila siklon tropis terbentuk di Samudra Pasifik barat laut.
Baca juga: Berikut Daftar Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat akibat Siklon Tropis Nuri
Sebagai tambahan informasi, berikut daerah pertumbuhan siklon tropis di seluruh dunia:
Informasi dari situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar, radius rata-rata mencapai 150 hingga 200 km.
Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 °C.
Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan lebih dari 63 km per jam.
Secara teknis, siklon tropis didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, dengan waktu bertahan setidaknya selama enam jam.
Masa hidup suatu siklon tropis rata-rata berkisar antara 3 hingga 18 hari.